Senin, 05 September 2011

ILMU YANG BERMANFAAT

penulis Ustadz Qomar Suaidi

Ilmu yg dianugerahkan Allah kepada hamba-Nya ada yg memberikan manfaat ada pula yg tidak. Di sisi lain ada pula ilmu yg pada asal sama sekali tdk memberikan manfaat sehingga manusia harus menjauhinya.

Allah telah menyebut ilmu dlm kitab-Nya Al Qur’an terkadang dgn memuji seperti dlm surat Az Zumar ayat 9:
“Katakanlah adakah sama antara orang2 yg mengetehui dgn orang2 yg tdk mengetehui? Sesungguh orang2 berakallah yg dapat menerima pelajaran”.

“Sesungguh telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yg telah bertemu. Segolongan berperang di jalan Allah dan yg lain kafir yg dgn mata kepala melihat orang muslim dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dgn bantuan-Nya siapa yg dikehendaki-Nya. Sesungguh pada yg demikian itu terdapat pelajaran bagi orang2 yg mempunyai mata hati”.

Terkadang Allah menyebut dgn celaan. Ilmu yg Allah puji itu adl ilmu yg bermanfaat dan yg Allah cela adl ilmu yg asal tdk bermanfaat atau bisa jadi pada asal bermanfaat tapi orang yg dikaruniai tdk bisa mengambil manfaat darinya. Sebagaimana Allah beritakan tentang sebuah kaum yg Allah beri ilmu namun ilmu itu tdk memberi mereka manfaat.
Allah berfirman
“Perumpamaan orang2 yg dipikulkan kepada Taurat kemudian mereka tdk memikul adl seperti keledai yg membawa kitab-kitab yg tebal. Amat buruklah kaum yg mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tdk memberi petunjuk kepada kaum yg dzalim”.

”Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yg telah Kami berikan kepada ayat-ayat Kami. Kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh setan mk jadilah dia termasuk orang2 yg sesat”.

Dalam ayat ini maksud ilmu itu sesungguh bermanfaat akan tetapi orang yg dikaruniai tdk bisa memanfaatkannya. Adapun ilmu yg pada dasar dicela oleh Allah adl seperti tercantum dlm surat Al Baqarah ayat 102 dan surat Ar Rum ayat 7.

“Dan mereka mengikuti apa yg dibaca setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman hanya setan-setan itulah yg kafir . Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yg diturunkan pada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut. Sedang kedua tdk mengajarkan sesuatu kepada seorangpun sebelum mengatakan: Sesungguh kami hanya cobaan bagimu krn itu janganlah kamu kafir.

Maka mereka mempelajari dari dua malaikat itu apa yg dgn sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang suami dgn istrinya. Dan mereka itu tdk memberi mudharat kepada seorangpun dgn sihir kecualin atas izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yg memberi mudharat kepada dan tdk memberi manfaat. Sesungguh mereka telah meyakini bahwa barang siapa menukar kitab Allah dgn sihir itu tiadalah keuntungan bagi di akherat. Dan amat jahatlah perbuatan mereka menukar diri dgn sihir kalau mereka mengetahui”.
“Mereka hanya mengetahui yg lahir saja dari kehidupan dunia sedang mereka tentang kehidupan akherat adl lalai”.

Karena ilmu itu ada yg terpuji yaitu yg bermanfaat dan ada yg tercela yaitu yg tdk bermanfaat mk kita dianjurkan utk memohon kepada Allah ilmu yg bermanfaat dan berlindung kepada-Nya dari ilmu yg tdk bermanfaat.

Ilmu yg Bermanfaat

Ibnu Rajab Al Hanbali menjelaskan tentang ilmu yg bermanfaat. Beliau mengatakan pokok segala ilmu adl mengenal Allah subhanahu wa ta’ala yg akan menumbuhkan rasa takut kepada-Nya cinta kepada-Nya dekat terhadap-Nya tenang dengan-Nya dan rindu pada-Nya. Kemudian setelah itu berilmu tentang hukum-hukum Allah apa yg dicintai-Nya dan diridhai-Nya dari perbuatan perkataan keadaan atau keyakinan hamba.

Orang yg mewujudkan dua ilmu ini mk ilmu adl ilmu yg bermanfaat. Ia dgn itu akan mendapatkan ilmu yg bermanfaat hati yg khusyu’ jiwa yg puas dan do’a yg mustajab. Sebalik yg tdk mewujudkan dua ilmu yg bermanfaat itu ia akan terjatuh ke dlm empat perkara yg Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung darinya. Bahkan ilmu menjadi bencana buat ia tdk bisa mengambil manfaat dari krn hati tdk khusyu’ kepada Allah subhanahu wa ta’ala jiwa tdk merasa puas dgn dunia bahkan semakin berambisi terhadapnya. Doanyapun tdk didengar oleh Allah krn ia tdk merealisasikan perintah-Nya serta tdk menjauhi larangan-Nya dan apa yg dibenci-Nya.

Lebih-lebih apabila ilmu tersebut bukan diambil dari Al Qur’an dan As Sunnah mk ilmu itu tdk bermanfaat dan tdk ada manfaat sama sekali. Yang terjadi kejelekan lbh besar dari manfaatnya.

Ibnu Rajab juga menjelaskan ilmu yg bermanfaat dari semua ilmu adl mempelajari dgn benar ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta memahami makna sesuai dgn yg ditafsirkan para shahabat tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Lalu mempelajari apa yg datang dari mereka tentang halal dan haram zuhud dan semacam serta berusaha mepelajari mana yg shahih dan mana yg tdk dari apa yg telah disebutkan.

Kemudian berusaha utk mengetahui makna-makna dan memahaminya. Apa yg telah disebut tadi sudah cukup bagi orang yg berakal dan menyibukkan diri dgn ilmu yg bermanfaat.

Ilmu yg bermanfaat akan nampak pada seseorang dgn tanda-tanda yaitu:
1. beramal dengannya.
2. benci disanjung dipuji dan takabbur atas orang lain.
3. semakin bertawadhu’ ketika ilmu semakin banyak.
4. menghindar dari cinta kepemimpinan ketenaran dan dunia.
5. menghindar utk mengaku berilmu.
6. bersu’udzan kepada diri dan husnudzan kepada orang lain dlm rangka menghindari celaan kepada orang lain.

Sebalik ilmu yg tdk bermanfaat juga akan nampak tanda-tanda pada orang yg menyandang yaitu:
1. tumbuh sifat sombong sangat berambisi dlm dunia dan berlomba-lomba pada sombong terhadap ulama mendebat orang2 bodoh dan memalingkan perhatian manusia kepadanya.
2. mengaku sebagai wali Allah subhanahu wa ta’ala. Atau merasa suci diri.
3. Tidak mau menerima yg hak dan tunduk kepada kebenaran dan sombong kepada orang yg mengucapkan kebenaran jika derajat di bawah dlm pandangan manusia serta tetap dlm kebatilan.
4. menganggap yg lain bodoh dan mencacat mereka dlm rangka menaikkan diri di atas mereka. Bahkan terkadang menilai ulama terdahulu dgn kebodohan lalai atau lupa sehingga hal itu menjadikan ia mencintai kelebihan yg dimiliki dan berburuk sangka kepada ulama yg terdahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar