Bismillahirrahmaanirrahiim..Assalamualaikum..
Sebentar saja kawan, sebelum kita memulai rutinitas yang menyita waktu paling besar dalam hidup kita pada umumnya hari ini..
...Renungkanlah sebentar saja.Senin-Jum'at, kita bekerja dari pagi hingga sore bahkan tidak jarang hingga larut malam. Malam dirumah untuk istirahat menanti esok. Weekend, tentu saja mengistirahatkan diri dari rutinitas hari-hari kerja, bisa dengan bercengkerama dengan keluarga, saling mengunjungi saudara, rekreasi atau bahkan lembur bekerja lagi.
Ya, memang semua ada konsekuensi, ada kompensasi.. Apa yg kita tanam, maka itu yg kita petik. Normally, apa yg kita dapat selalu berbanding lurus dengan semakin keras kita bekerja. Walaupun tidak sedikit kita temukan kasus dimana seseorang bekerja keras pagi hingga malam sampai berkeringat, yg didapat tidak lebih dari lembur seseorang selama satu jam sambil duduk-duduk. Ilmu? ya, perbedaan ilmu yg membuatnya wajar.. Pengetahuan dan kecerdasan seseorang yg bisa membayar keringat. Atau karna memang Allah sudah menetapkan qadar rezeki bagi tiap2 makhlukNya?hemh.. Tapi bukan itu yg akan kita renungkan disini sekarang..
Dari sekian banyak waktu, tenaga dan fikiran yg kita kerahkan untuk rutinitas diatas, apakah pernah kita sisihkan untuk Din? pernahkah terfikir oleh kita bagaimana Din Islam ini tegak? pernahkah terlintas dalam fikiran kita, apakah Din ini sudah tegak? apa indikasi tegaknya Din ini?Kalau kita sudah terbiasa menentukan target2 pribadi dalam pekerjaan, bagaimana strategi meng-goalkan target perusahaan, atau bahkan bagaimana menjadikan perusahaan tempat kita bekerja menjadi leader dalam bidangnya bagi para kompetitor di dunia! Apakah kita pernah berfikir hal sama untuk Din ini? Apakah sebagian kita cukup memaklumi saja bahwa Din ini sudah tegak hingga tidak perlu diperjuangkan? hingga cukup bagi kita berjuang hanya untuk memenuhi hajat kehidupan dunia.Atau sebagian kita berfikir bahwa urusan Din adalah urusan pribadi antara manusia dengan RobNya?Hingga kita merasa cukup berpartisipasi dalam menegakkan Din hanya dengan amalan2 individu..? Yang wajib cukup, yg sunnah sebagai tambahan amalan..
Kehidupan dunia sungguh sangat melenakan. Tidakkah kita tahu bahwa kita punya kewajiban fardhiyah dan jama'i, kewajiban yg bersifat individu dan kewajiban yg sifatnya berjama'ah.Ketahuilah kawan, sungguh Din ini dalam keadaan terpuruk hari ini. Benarlah apa yg pernah dikatakan Rosul “akan terjadi, bersatunya bangsa-bangsa didunia menyerbu kalian seperti sekelompok orang menyerbu makanan”. Salah seorang sahabat bertanya: “apakah karena jumlah kami dimasa itu sedikit”. Rasulullah menjawab : “jumlah kalian banyak tapi seperti buih dilautan. Allah mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kalian dan Allah menanamkan penyakit ‘wahan’ dalam hati kalian.” Lalu ada yang bertanya lagi :“apakah penyakit ‘wahan’ itu ya rasulullah?” Beliau bersabda : “ Cinta kepada dunia dan takut mati!”.
Memang semua kejadian didunia tak lepas dari kehendak Allah, namun semuanya adalah ujian bagi kita. Bagaimana kita menyikapi keadaan ummat yg seperti digambarkan dalam hadits diatas terjadi dihadapan kita. Pernahkah kita sedikit saja berfikir bagaimana caranya menegakkan Din ini hingga ummat kembali pada kemuliaan dan kewibawaannya..
Tanyakan saja dulu pada diri kita pernahkah kita berfikir untuk menegakkan Din? Sungguh perintah an aqimuddin sama konteks nya dengan aqimussolah.. tegakkan Din, tegakkan Solat. Apakah kita akan memilih-milih perintah?Sungguh tidak cukup Din ini berdiri hanya dengan ibadah2 yg bersifat pribadi saja. Cukuplah bagaimana sikap para sahabat dan orang2 yg mengikuti dengan baik sepeninggalnya Rosul menjadi contoh bagi kita dalam bagaimana menyikapi dan memposisikan Din dalam kehidupan.
Lalu kemudian, baru kita renungkan kembali apakah telah kita sisihkan waktu dan tenaga untuk tagaknya Din ini..
"Dan carilah negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu didunia dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu..." (Al-Qasas:77)
Kejarlah akhirat, jangan lupakan dunia. BUKAN "kejarlah dunia *gantungkan cita-citamu setinggi langit* tapi jangan lupakan akhirat".
Wallahualam..Sungguh saya bukan orang terbaik diantara kita. Saya manusia yg sangat rentan dengan lupa. Maka dengan kebodohan saya, ini hanya upaya saya untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan sabar sebagaimana surat Al-'Asr.Semoga Allah mengampuni saya...
Wassalamualaikum..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar