Sabtu, 17 September 2011

Kisah Para Ahli Zuhud dan Darmawan. Kisah ke 10

Kisah  Ke 10


Waqidi rah.a  menceritakan kisahnya, "Saya mempunyai dua orang teman, yang satu dari Bani Hasyim, dan yang lain bukan dari Bani Hasyim. Hubungan kami sangat akrab bagaikan satu badan dengan tiga hati. Ketika Hari Raya Idul Fitri hampir tiba, saya sedang dalam kesusahan. Istri saya berkata, 'Kita dapat bersabar dalam setiap keadaan. Akan tetapi, sebentar lagi hari raya akan datang, sehingga hati saya tidak tahan melihat anak-anak menangis. Hati saya seperti hancur apabila melihat anak-anak kita mengenakan pakaian yang usang dan compang-camping, sedangkan anak-anak tetangga berpakaian baru dan mengenakan perhiasan yang bagus untuk hari raya. Demi anak-anak, saya harus dapat mencari sesuatu dan membuatkan baju untuk mereka.' Begitu mendengar perkataan istri saya itu, saya menulis surat kepada teman saya yang berasal dari Bani Hasyim. Di dalamnya saya menulis tentang keadaan saya yang sebenarnya. Kemudian ia mengirimkan satu kantong berisi uang seribu dirham kepada saya dan menyuruh saya agar menggunakan uang tersebut untuk keperluan saya. Pada saat saya hampir menikmati pemberian hadiah yang sangat berharga tersebut, datanglah sepucuk surat dari teman saya yang lain. Dalam surat tersebut, ia menceritakan keadaannya yang sesungguhnya, dan ia meminta bantuan saya, sehingga saya mengirimkan uang seribu dirham itu kepadanya. Karena malu, saya tidak langsung pulang ke rumah, tetapi menginap di masjid selama dua hari berturut-turut. Kemudian, pada hari ketiga, pulanglah saya ke rumah, dan saya menceritakan semua kejadian tersebut kepada istri saya. Ternyata istri saya tidak marah dan tidak mengeluh, bahkan sangat senang dengan perbuatan saya itu, katanya, 'Engkau telah melakukan perbuatan yang terbaik.' Ketika kami sedang duduk berbincang-bincang, teman saya yang berasal dari Bani Hasyim datang dengan membawa kantong tersebut dan bertanya kepada saya, 'Katakanlah dengan sebenarnya kisah tentang kantong uang ini.' Saya pun menceritakan kisah yang sebenarnya. Setelah itu, teman saya yang berasal dari Bani Hasyim berkata, "Ketika suratmu datang, saya tidak mempunyai uang kecuali ini, yang kemudian saya kirimkan kantong uang ini kepadamu. Setelah itu, saya menulis surat kepada teman kita yang satu lagi. Sebagai jawaban, ia mengirimkan kantong ini kepada saya. Saya merasa heran, karena kantong ini saya kirimkan kepadamu, lalu bagaimana bisa sampai kepada teman kita yang satu lagi. Karena itu, saya datang untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.' Akhirnya, kami berikan uang seratus dirham dari uang tersebut kepada istri saya, dan yang sembilan ratus dirham kami bagi bertiga. Ketika kejadian ini terdengar oleh  Khalifah Makmun Ar-Rasyid, ia memanggil saya dan ingin mendengar semua kisahnya. Setelah mendengar kisah tersebut, Makmun Ar-Rasyid memberi saya uang tujuh ribu dirham. Kemudian, uang tersebut saya berikan kepada istri saya sejumlah seribu dirham, sedangkan yang enam ribu dirham kami bagi bertiga." ( Kitab Ithaf )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar