Sabtu, 17 September 2011

Kisah Para Ahli Zuhud dan Darmawan. Kisah ke 5 dan ke 6

Kisah Ke 5

Pada suatu hari ( kemungkinan besar pada waktu malam ), Abdullah bin Amir bin Kuraiz r.a., saudara sepupu Ustman r.a. keluar dari dalam masjid untuk pulang ke rumahnya sendirian. Di perjalanan, ia bertemu dengan seorang pemuda. Lalu pemuda itu berjalan bersamanya. Abdullah bin Amir r.a. bertanya, "Apakah engkau ingin mengutarakan sesuatu?" Pemuda itu menjawab, "Saya berharap agar engkau selamat sampai tujuan. Saya lihat engkau berjalan sendirian pada saat-saat seperti ini. Saya khawatir akan terjadi suatu bencana yang menimpamu dalam keadaan sendiri seperti ini. Karena itu, saya berjalan bersama engkau untuk menjaga keselamatanmu, kalau-kalau di jalan nanti ada kejadian yang tidak menyenangkan hati." Abdullah bin Amir r.a. memegang lengan pemuda itu dan membawanya ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia memberi pemuda itu seribu dinar sambil berkata, "Gunakanlah untuk keperluan-keperluanmu. Sesungguhnya orang tuamu telah mendidikmu dengan baik." ( Kitab Ihya" )



Kisah  Ke-6


Abdullah bin Abbas r.huma. berkata, "Di rumah seseorang ada sebatang pohon kurma. Ujung pohon kurma tersebut condong di atas rumah tetangganya yang fakir. Ketika orang itu memanjat pohon kurma untuk memetik buahnya, maka pohon kurma tersebut bergoyang-goyang dan beberapa buah kurma yang telah masak berjatuhan di pekarangan rumah tetangganya itu. Kemudian buah kurma yang terjatuh tersebut diambil oleh anak-anak tetangganya yang miskin tersebut. Setelah selesai memetik buah kurma, orang tersebut turun, kemudian pergi menuju rumah tetangganya, lalu merampas kurma-kurma yang berada di dalam genggaman anak-anak tetangganya itu, bahkan buah kurma yang sudah dimakan pun dikeluarkan dengan cara memasukkan jari ke dalam mulutnya. Orang miskin itu menghadap Rasulullah saw. dan mengadukan hal itu kepada beliau saw.. Setelah Rasulullah saw. mendengarkannya, beliau saw. bersabda, "Baiklah, sekarang pulanglah kamu." Setelah itu, Rasulullah saw. berkata kepada pemilik kurma, "Maukah kamu memberikan pohon kurmamu yang condong di atas rumah si Fulan kepadaku dengan jaminan, sebagai gantinya kamu akan memperoleh satu pohon kurma di surga?" Orang itu menjawab, "Ya Rasulullah, banyak orang yang mau membelinya, dan saya pun masih mempunyai banyak pohon kurma, tetapi saya sangat suka dengan pohon kurma yang satu ini." Setelah berbicara demikian, ia meminta maaf karena tidak bisa memberikannya. Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah saw. diam saja. Ketika itu, ada orang lain yang mendengarkan pembicaraan tersebut. Setelah pemilik pohon kurma itu pergi, orang itu berkata kepada Rasulullah saw., "Seandainya saya menyerahkan pohon kurma itu, apakah saya juga mendapatkan apa yang engkau janjikan kepada pemilik kurma itu, yakni memperoleh pohon kurma di surga?" Rasulullah saw. menjawab, "Ya, bagimu juga janji seperti itu." Orang itu bangkit dan pergi menemui pemilik pohon kurma itu dan berkata, "Saya mempunyai kebun kurma, dan engkau dapat menjual pohon kurmamu itu dengan harga berapa saja. Pemilik pohon kurma itu berkata, "Rasulullah saw. telah menjanjikan untuk saya satu batang pohon kurma di surga apabila saya mau menyerahkan pohon kurma ini kepada beliau. Dengan janji itu saya tetap tidak memberikannya, karena pohon kurma ini sangat saya sukai. Saya mau menjualnya, akan tetapi tidak ada yang mau membeli dengan harga yang saya inginkan." Orang itu bertanya, "Berapa harga yang engkau inginkan?" Pemilik pohon kurma itu menjawab, "Saya menjualnya dengan harga 40 batang pohon kurma." Orang itu berkata, "Satu batang pohon kurma yang bengkok dijual seharga 40 batang pohon kurma, betapa mahalnya. Tetapi baiklah, seandainya saya bersedia membeli dengan harga tersebut, apakah engkau mau menjualnya?" Pemilik pohon kurma itu berkata, "Jika benar ucapanmu, bersumpahlah bahwa engkau akan memberikan 40 pohon kurma untuk menggantikan satu pohon kurma saya." Kemudian orang itu bersumpah bahwa ia telah memberikan 40 pohon kurma sebagai ganti satu pohon kurma yang bengkok tersebut.
Setelah kejadian tersebut, pemilik pohon kurma itu kembali dan berkata, "Saya tidak akan menjual pohon kurma saya ini." Orang itu berkata, "Engkau tidak mungkin mengingkari janjimu karena saya juga telah bersumpah." Pemilik pohon kurma itu berkata, "Baiklah, tetapi dengan syarat semua pohon itu berada di satu tempat." Setelah berpikir sejenak, orang itupun menjanjikan bahwa semua pohon tersebut berada dalam satu tempat. Setelah menguatkan akad jual beli, orang itu datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya telah membeli pohon kurma itu untuk saya berikan kepada engkau." Rasulullah saw. pun pergi ke rumah orang fakir tersebut dan menyerahkan seluruh pohon kurma yang diterimanya kepada orang fakir tersebut. Setelah peristiwa ini, maka turunlah surat Al-Lail. ( Kitab Durrul-Manstur ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar