9:24. Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Suatu ketika Umar bin khatab r.a berkata, “ Wahai Rasulullah, saya mencintaimu lebih dari segalanya kecuali nyawa saya. “Nabi saw bersabda” seseorang tidak akan menjadi seorang mukmin yang sempurna sebelum dia lebih mencintai aku dari pada dirinya sendiri.” Lalu Umar r.a. berkata lagi,” sekarang saya mencintai engkau lebih dari diri saya sendiri” Nabi saw bersabda, “Sekarang ia Umar,” Para Ulama menjelaskan bahwa jawaban Rasulullah saw, tersebut mengndung 2 maksud.:
1. “Sekarang sudah sempurna keimananmu 2. “ Ini adalah peringatan, mengapa baru sekarang engkau mencintaiku dari pada dirimu sendiri, wahai umar. Padahal sebenarnya perasaan ini harus sudah di miliki sejak dulu.
Anas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw, bersabda : 3 hal jika terdapat pada diri seorang muslim, maka dia akan mendapatkan kemanisan iman, yaitu : Pertama :mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari pada mencintai segalanya Kedua mencintai seseorang semata~mata karena Allah Swt, Ketiga benci untuk kembali menjadi kafir sebagaimana dia benci di lemparkan kedalam neraka.
“Jika seseorang tidak menjadikan Rasulullah saw. Sebagai Walinya di setiap saat dan keadaan, serta masih menganggap dia masih memiliki dirinya, maka dia tidak akan merasakan kemanisan sunnah dan cinta Nabi saw.”
Subhanallah,... ada seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah Saw, dan bertanya, “wahai rasulullah kapankah datangnya hari Kiamat?... Nabi saw, balik bertanya, “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari kiamat, hingga engkau menunggu kedatangannya?.. Sahabat itu menjawab, “Wahai Rasulullah, saya tidak mempersiapkan dengan banyak shalat,puasa dan sedekah, tapi saya mempersiapkannya dengan mencintai engkau di dalam hati saya.” Beliau saw, menjawab; “ Insya Allah, engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai,”
Suatu ketika, seorang sahabat telah menghadiri majelis rasulullah saw. Dan berkata: “Wahai Rasulullah, saya mencintai dirimu lebih dari pada mencintai nyawa, harta dan keluarga saya sendiri. Jika saya berada dirumah, maka saya selalu memikirkanmu. Saya tidak dapat bersabar sehingga saya dapat berjumpa denganmu. Saya berfikir, bagaimana jadinya jika saya tidak dapat menjumpaimu lagi, karena engkau pasti akan meninggal, dan sayapun akan meninggal juga. Kemudian engkau akan mencapai derajat para Anbiya, sedangkan saya tidak. Itulah yang selalu saya fikirkan, yaitu saya tidak akan bersamamu lagi.” Rasulullah saw, hanya berdiam diri, tidak menjawab.
Kemudian datanglah malaikat jibril a.s. menyampaikan wahyu : 4:69. Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Kisah~kisah seperti itu banyak di jumpai pada diri sahabat lainnya, termasuk ummatnya di akhir zaman ini yang merindui perjumpaan dengannya saw. Karena kecintaan mereka begitu mendalam kepada Rasulullah saw. Sehingga untuk menanggapi hal tersebut, maka Allah swt, telah menurunkan Ayat di atas.
Subhanallah...banyak lagi para sahabat r.a. yang merasa sedih memikirkan masalah tersebut. Dalam kisah lainya seorang sahabat bertanya : “ Wahai rasulullah, sudah menjadi ketentuan yang jelas bahwa para Nabi mempunyai keutamaan dan derajat yang lebih tinggi dari pada umatnya. Lalu bagaimanakah kami dapat menjumpaimu? Nabi saw mengtakan “ Orang~orang yang derajatnya lebih tinggi akan berkunjung kepada Orang~orang yang derajatnya lebih rendah. Mereka akan duduk bersama-sama dan berbincang-bincang. Orang~orang yang mencintaiku akan lahir setelah aku meninggal nanti dan mereka berangan~angan, sekiranya mereka dapat mengganti dengan harta dan keluarga, untuk dapat bertemu denganku.”
Pada suatu malam,Umar r.a. sedang meronda. Dari sebuah rumah terlihat cahaya lampu, kemudian di hampirinya rumah tersebut, dan dia mendengar seorang wanita tua sedang memukuli kulit binatang sambil bersyair :
Rasulullah telah mencapai kebaikan Dan juga Orang~orang saleh, Bertakwa dan suci, juga telah mencapai derajat itu, Benar ya Rasulullah, engkaulah yang setiap malam, Senantiasa bangun dan beribadah, Dan pada akhir malam senantiasa menangis, Sayangnya saya tidak tahu, apakah saya dan kekasih saya,(Muhammad) Dapat bersatu kembali atau tidak, Karena kematian seseorang itu berbeda~beda datangnya. Saya tidak tahu bagai mana datangnya hari kematian saya, Dan setelah Rasulullah saw, wafat. Apakah saya dapat bertemu dengannya atau tidak….
Ketika mendengar syair ini, Umar r.a. duduk sambil menangis tersedu~sedu….
Dan juga Bilal r.a. ketika dia hampir meninggal dunia, Istrinya sangat sedih karena akan kehilangan suaminya. Istrinya berkata, “ Aduhai, sungguh betapa sedihnya diriku,” Bilal r.a. menjawab, “ subhanallah,... kenapa engkau bersedih, justru inilah sesuatu yang menyenangkan, karena besok saya akan berjumpa dengan Rasulullah saw, dan para sahabatnya.”
PERINGATAN : Para Ulama telah menuliskan ciri~ciri Orang yang mencintai Rasulullah saw, “ Jika seseorang mencintai sesuatu, tentu dia bersedia meninggal kan segalanya untuk mendapatkan yang di cinainya, inilah maksud cinta yang sebenarnya. Jika tidak demikian ini adalah omong-kosong dan pengakuan belaka. Dan ciri~ciri mencintai Rasulullah yang sebenarnya adalah mengikuti jejak langkah beliau dengan sunguh~sungguh dan berusaha menyempurnakan sabda~sabdanya dengan meniru segala perbuatannaya dan menjauhi segala larangannya, baik dalam keadaan mudah atau sulit.
3:31. Katakanlah: (wahai Muhammad) “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Suatu ketika Umar bin khatab r.a berkata, “ Wahai Rasulullah, saya mencintaimu lebih dari segalanya kecuali nyawa saya. “Nabi saw bersabda” seseorang tidak akan menjadi seorang mukmin yang sempurna sebelum dia lebih mencintai aku dari pada dirinya sendiri.” Lalu Umar r.a. berkata lagi,” sekarang saya mencintai engkau lebih dari diri saya sendiri” Nabi saw bersabda, “Sekarang ia Umar,” Para Ulama menjelaskan bahwa jawaban Rasulullah saw, tersebut mengndung 2 maksud.:
1. “Sekarang sudah sempurna keimananmu 2. “ Ini adalah peringatan, mengapa baru sekarang engkau mencintaiku dari pada dirimu sendiri, wahai umar. Padahal sebenarnya perasaan ini harus sudah di miliki sejak dulu.
Anas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw, bersabda : 3 hal jika terdapat pada diri seorang muslim, maka dia akan mendapatkan kemanisan iman, yaitu : Pertama :mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari pada mencintai segalanya Kedua mencintai seseorang semata~mata karena Allah Swt, Ketiga benci untuk kembali menjadi kafir sebagaimana dia benci di lemparkan kedalam neraka.
“Jika seseorang tidak menjadikan Rasulullah saw. Sebagai Walinya di setiap saat dan keadaan, serta masih menganggap dia masih memiliki dirinya, maka dia tidak akan merasakan kemanisan sunnah dan cinta Nabi saw.”
Subhanallah,... ada seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah Saw, dan bertanya, “wahai rasulullah kapankah datangnya hari Kiamat?... Nabi saw, balik bertanya, “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari kiamat, hingga engkau menunggu kedatangannya?.. Sahabat itu menjawab, “Wahai Rasulullah, saya tidak mempersiapkan dengan banyak shalat,puasa dan sedekah, tapi saya mempersiapkannya dengan mencintai engkau di dalam hati saya.” Beliau saw, menjawab; “ Insya Allah, engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai,”
Suatu ketika, seorang sahabat telah menghadiri majelis rasulullah saw. Dan berkata: “Wahai Rasulullah, saya mencintai dirimu lebih dari pada mencintai nyawa, harta dan keluarga saya sendiri. Jika saya berada dirumah, maka saya selalu memikirkanmu. Saya tidak dapat bersabar sehingga saya dapat berjumpa denganmu. Saya berfikir, bagaimana jadinya jika saya tidak dapat menjumpaimu lagi, karena engkau pasti akan meninggal, dan sayapun akan meninggal juga. Kemudian engkau akan mencapai derajat para Anbiya, sedangkan saya tidak. Itulah yang selalu saya fikirkan, yaitu saya tidak akan bersamamu lagi.” Rasulullah saw, hanya berdiam diri, tidak menjawab.
Kemudian datanglah malaikat jibril a.s. menyampaikan wahyu : 4:69. Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Kisah~kisah seperti itu banyak di jumpai pada diri sahabat lainnya, termasuk ummatnya di akhir zaman ini yang merindui perjumpaan dengannya saw. Karena kecintaan mereka begitu mendalam kepada Rasulullah saw. Sehingga untuk menanggapi hal tersebut, maka Allah swt, telah menurunkan Ayat di atas.
Subhanallah...banyak lagi para sahabat r.a. yang merasa sedih memikirkan masalah tersebut. Dalam kisah lainya seorang sahabat bertanya : “ Wahai rasulullah, sudah menjadi ketentuan yang jelas bahwa para Nabi mempunyai keutamaan dan derajat yang lebih tinggi dari pada umatnya. Lalu bagaimanakah kami dapat menjumpaimu? Nabi saw mengtakan “ Orang~orang yang derajatnya lebih tinggi akan berkunjung kepada Orang~orang yang derajatnya lebih rendah. Mereka akan duduk bersama-sama dan berbincang-bincang. Orang~orang yang mencintaiku akan lahir setelah aku meninggal nanti dan mereka berangan~angan, sekiranya mereka dapat mengganti dengan harta dan keluarga, untuk dapat bertemu denganku.”
Pada suatu malam,Umar r.a. sedang meronda. Dari sebuah rumah terlihat cahaya lampu, kemudian di hampirinya rumah tersebut, dan dia mendengar seorang wanita tua sedang memukuli kulit binatang sambil bersyair :
Rasulullah telah mencapai kebaikan Dan juga Orang~orang saleh, Bertakwa dan suci, juga telah mencapai derajat itu, Benar ya Rasulullah, engkaulah yang setiap malam, Senantiasa bangun dan beribadah, Dan pada akhir malam senantiasa menangis, Sayangnya saya tidak tahu, apakah saya dan kekasih saya,(Muhammad) Dapat bersatu kembali atau tidak, Karena kematian seseorang itu berbeda~beda datangnya. Saya tidak tahu bagai mana datangnya hari kematian saya, Dan setelah Rasulullah saw, wafat. Apakah saya dapat bertemu dengannya atau tidak….
Ketika mendengar syair ini, Umar r.a. duduk sambil menangis tersedu~sedu….
Dan juga Bilal r.a. ketika dia hampir meninggal dunia, Istrinya sangat sedih karena akan kehilangan suaminya. Istrinya berkata, “ Aduhai, sungguh betapa sedihnya diriku,” Bilal r.a. menjawab, “ subhanallah,... kenapa engkau bersedih, justru inilah sesuatu yang menyenangkan, karena besok saya akan berjumpa dengan Rasulullah saw, dan para sahabatnya.”
PERINGATAN : Para Ulama telah menuliskan ciri~ciri Orang yang mencintai Rasulullah saw, “ Jika seseorang mencintai sesuatu, tentu dia bersedia meninggal kan segalanya untuk mendapatkan yang di cinainya, inilah maksud cinta yang sebenarnya. Jika tidak demikian ini adalah omong-kosong dan pengakuan belaka. Dan ciri~ciri mencintai Rasulullah yang sebenarnya adalah mengikuti jejak langkah beliau dengan sunguh~sungguh dan berusaha menyempurnakan sabda~sabdanya dengan meniru segala perbuatannaya dan menjauhi segala larangannya, baik dalam keadaan mudah atau sulit.
3:31. Katakanlah: (wahai Muhammad) “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar