Sabtu, 17 September 2011

Anjuran Zuhud, Qana'ah dan Tdk Meminta-minta Sambungan

Ayat-ayat Al-Qur'an Tentang Qana'ah

"Dijadikan indah pada ( pandangan ) manusia kecintaan terhadap apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik ( surga ). Katakanlah, 'Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?' Untuk orang-orang yang bertakwa ( kepada Allah ), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan ( ada pula ) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. ( Yaitu ) orang-orang yang berdoa, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka, (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun pada waktu sahur." ( Q.S.Ali 'Imran: 14-17 ).

Keterangan
Allah swt. mengungkapkan bahwa cinta terhadap perkara-perkara tersebut sebagai cinta syahwat. Imam Ghazali rah. a. berkata, "Syahwat yang berlebihan dinamakan 'isyq (cinta yang sangat) yang merupakan penyakit bagi hati yang kosong dari tafakkur. Mengobatinya semenjak dini sangatlah penting, yaitu dengan cara mengurangi dalam memandangnya, dan mengurangi dalam memikirkannya. Jika tidak diobati semenjak dini, hati akan semakin cenderung kepadanya, sehingga semakin susah untuk menghilangkannya. Tetapi jika diobati semenjak dini, sangatlah mudah menghilangkan penyakit tersebut. Seperti inilah cinta yang berlebihan terhadap harta, kedudukan, kekayaan, anak, bahkan terhadap burung (merpati, dan sebagainya), dan bermain catur. Jika rasa cinta terhadap perkara-perkara di atas telah menguasai diri seseorang, maka urusan dunia dan agama orang itu akan rusak. Seperti orang yang mengendarai kuda, untuk berbalik atau berputar di tempat yang terbuka tentu sangat mudah, tetapi setelah sampai di pintu dan ingin berbalik, jika hanya memegang dan menarik ekornya tentulah sangat sulit. Maka dari itu, semenjak awal, janganlah hati kita terlalu berlebihan dalam mencintai harta." ( Ihya' ).

Para ulama berkata bahwa semua benda di dunia masuk ke dalam tiga jenis tersebut, yakni: a) barang tambang, b) tumbuh-tumbuhan, c) hewan. Dan Allah swt. telah mengisyaratkan dengan permisalan, agar kita berhati-hati terhadap istri, anak, keluarga, saudara, dan teman. Ringkasnya, hendaknya kita berhati-hati dalam mencintai sesama manusia. Demikian pula dengan emas, perak, apa saja yang berhubungan dengan benda, serta berbagai jenis binatang ternak dan tumbuh-tumbuhan, hendaknya kita juga berhati-hati. Benda-benda itulah yang dimaksud dunia. ( Kitab Ihya' ).

Setelah memberitahu dan memperingatkan perkara-perkara tersebut, Allah swt. berfirman bahwa benda-benda itu hanya berguna bagi kehidupan selama beberapa hari saja di dunia ini. Sehingga, tidak semestinya manusia mencintai salah satu darinya, dan hati jangan sampai terpaut kepadanya. Sesungguhnya, hati hanya layak terpaut pada hal-hal yang berguna, kekal abadi, dan dapat membantunya di akhirat. Yang paling utama adalah keridhaan Allah swt.. Ridha Allah swt. adalah segala-galanya dan lebih baik jika dibandingkan dengan segala sesuatu yang ada di dunia maupun di akhirat.

Setelah menyebut kenikmatan-kenikmatan di surga, Allah swt. berfirman:
 "Dan keridhaan Allah adalah lebih besar. Itulah keberuntungan yang besar." (Q.S. At-Taubah: 72).
Demikianlah, sesungguhnya kenikmatan di dunia dan di akhirat tidak bisa menyamai kenikmatan memperoleh keridhaan Allah swt.. Dalam ayat di atas, setelah menyebut semua perkara yang dicintai manusia dengan rinci, Allah swt. mengingatkan bahwa semua itu hanyalah sebagai sarana dalam hidup di dunia. Kemudian, dalam Al-Qur'an berulangkali diperingatkan dengan berbagai cara, seperti celaan terhadap orang mencari dunia, celaan terhadap orang yang lebih mementingkan dunia dibandingkan akhirat, juga dinyatakan bahwa dunia ini hanyalah tipuan belaka, supaya kita mengetahui dengan benar hakikat dunia ini, bahwa benda-benda di dunia ini hanyalah bersifat sementara dan hanya untuk memenuhi keperluan hidup. Dunia bukan kediaman yang kekal abadi sehingga tidak layak untuk dicintai.
Selanjutnya, saya akan mengetengahkan beberapa ayat yang berkaitan dengan masalah di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar