Rabu, 05 Oktober 2011

Metode Dakwah Khuruj Fii Sabilillah.....?

Dialog di bawah adalah rangkuman dari sekian banyak dialog-dialog ane saat ada yang bertanya tentang Khuruj Fie Sabielillaah.. ane tidak hapal detail dialog ane satu persatu, tetapi di bawah ini adalah inti dari dialog-dialog tersebut disertai penjelas-penjelas lain yang diperlukan.. semoga bermanfaat..


Penanya :
adakah dalil untuk khuruj 3 hari, 40 hari, 4 bulan..?! jika tidak ada, itu adalah Bid’ah akhie..

Aang :
sebelum ane jawab, tolong jawab dulu pertanyaan ane.. karena jawaban dari antum nantinya adalah juga jawaban dari ane untuk menjawab pertanyaan antum..
Jamaah antum punya banyak pondok pesantren.. betul..?! (penanya menganggukkan kepala)
Bisakah antum sebutkan dalil membuat ponpes..?! apakah Rasulullah SAW punya ponpes..?! namanya apa ponpesnya..?! antum pernah tahu ada shahabat yang punya ponpes..?! apakah nama ponpesnya..?! bisa antum terangkan ke ane..?!

Penanya : nah.. kalo orang buat ponpes itu khan sebuah methode.. methode untuk melakukan sebuah pengajaran agar lebih intensif lagi.. kalo harus pulang, kurang efektif pembelajarannya.. jadi, itu adalah sebuah methode akhie..

Aang : nah.. khuruj 3 hari, 40 hari, 4 bulan adalah sebuah methode juga khan..?! sama dengan antum yaa akhie.. bagaimana agar manusia lebih efektif lagi belajar untuk memperbaiki diri, ishlah diri..
Bagaimana jika ane bisa buktikan, bahwa banyak para penjahat kelas kakap bisa insyaf saat ane minta dia duduk ikut methode dakwah khuruj selama 3 hari bersama2 ane..?!
Bagimana jika ane bisa buktikan, bahwa banyak para pemabok, penjudi dll dapat insyaf saat ane minta dia duduk ikut methode selama 3 hari di ponpes kilat khuruj dgn ane..?!
Bagaimana jika ane bisa buktikan, bahwa banyak orang2 yang tidak shalat bisa menjadi orang yang tidak pernah mau meninggalkan shalat sekalipun asbab mau duduk 3 hari khuruj bersama2 ane..?!
Bagaimana jika ane bisa buktikan, bahwa banyak orang yang tidak pernah ke masjid menjadi mau ke masjid dan tidak mau meninggalkan shalat berjamaah sekalipun setelah ikut khuruj 3 hari bersama2 ane..?!
Bagaimana jika ane bisa buktikan, banyak manusia2 yang jauh sekali dari Allah kemudian bisa sangat dekat dan selalu menangis merindukan Allah hanya dengan methode khuruj 3 hari..?!

Bukankah itu methode yang sangat efektif yaa akhie..?! saat banyak methode lain ternyata gagal membuat mereka insyaf, ternyata dengan methode khuruj 3 hari saja mereka bisa berubah total menjadi hamba Allah yang taat..?!

Ada bbrp anak yang terlibat narkoba, berbagai macam cara dan methode telah dilakukan orang tuanya untuk membuat mereka insyaf.. tetapi gagal total.. dimasukkan ke salah satu ponpes yang bagus dan terkenal, hanya dalam hitungan hari mereka melarikan diri.. tetapi ternyata hanya dengan methode khuruj lah mereka bisa insyaf akan perbuatan jahatnya dahulu kala..
masih banyak kisah yg lain jika antum mau, untuk membuktikan bahwa methode khuruj adalah methode yang sangat2 efektif untuk ishlah diri..

Sekarang, mengapa antum katakana bid’ah methode orang lain.. dan mengapa antum tidak mengatakan bid’ah pada methode yang dibuat oleh jamaah antum sendiri, yaitu dengan membangun ponpes dan sekolahan-sekolahan..?! padahal Rasulullaah SAW tidak pernah membangun pesantren juga.. tidak ada dalil untuk membangun pesantren ataupun sekolahan-sekolahan..
yang di dalamnya juga ada methode untuk menentukan masa/waktu, berapa lama dia lulus sebuah tahapan-tahapan di dalam sekolah2 tersebut..?!


Penanya :
mengapa harus menentukan waktunya..?! berapa lama khurujnya..?!

Aang :
saat antum mengikuti sebuah methode, tentu sudah diatur waktu yang sangat efektif untuk sebuah pembelajaran di dalam methode tersebut.. antum ketahui, di kantor2 ada diklat-diklat.. mereka yang menentukan berapa lama diklatnya sudah paham bahwa pembelajaran akan efektif jika dilakukan dengan jangka waktu sekian lama..

Antum tahu pendidikan D1, D3, S1, S2 dan seterusnya.. mereka sudah paham berapa lama methoda pendidikan dan pembelajaran yang paling efektif dilakukan..
Antum buat ponpes dan sekolahan-sekolahan.. antum akan membuat tahapan2 agar pembelajaran bisa berjalan efektif dan efisien..

Nah.. menurut pengalaman yang ada.. ternyata khuruj 3 hari adalah waktu yang efektif digunakan untuk ishlah diri.. ada yang kurang..?! tidak dimarahi.. ada yang bisanya 1 hari, seperti pelajar dan mahasiswa.. maka waktu methodenya disesuaikan dengan kondisi mereka sebagai pelajar dan mahasiswa..

Ada temen yg seorang karyawan, dia mengatakan, hanya punya waktu 2hari.. kami terima waktunya tersebut.. ternyata, setelah ikut 2 hari dia mengalami perubahan drastis.. yang shalatnya bolong2 bisa genap, bukan hanya itu, dia menjadi ahli shalat jamaah di masjid tanpa pernah ketinggalan satupun takbir yang pertama si imam shalat.. pada tahap selanjutnya, dia ada gairah untuk meningkatkan pengorbanannya lagi..

Ada seorang teman yg pernah ane ajak untuk khuruj..saat hari 1 dan ke 2, dia tidak merasakan apapun.. dia merasa biasa2 saja, wong selama ini dia sudah merasa baik2 saja imannya.. tetapi, pada hari ke 3, dia merasakan getaran jiwa yang sangat luar biasa.. semangat untuk menghidupkan setiap sunnah Rasulullah SAW detail demi detal tiba2 melonjak tinggi sekali..sehingga, tidak ada lagi yg bisa membendung dia untuk menghidupkan sunnah.. walau celaan dan hinaan dia dapatkan, tidak menyurutkan dirinya untuk menghidupkan sunnah..

Nah, dari cerita di atas, bisa diambil kesimpulan, ternyata jangka waktu 3 hari adalah jangka waktu yg sangat efektif membawa perubahan pada diri seseorang, walau kadang perubahan itu bisa terjadi di hari2 sebelumnya.. tetapi jika kita mau merangkum uraian tadi, maka 3 hari adalah waktu paling efektif untuk semua/kebanyakan orang..

Bagaimana 40 hari..?! jika saja kita hanya menggunakan methode 3 hari saja, tentu misi untuk melakukan penyebaran agama ke tempat yang lebih jauh sulit terwujud.. nah, dengan methode 40 hari, perubahan bukan sekedar pada diri kita atau teman2 dekat kita saja.. yah, maklum.. jangka waktu 3 hari, ke mana kita bisa pergi yg efektif dlm rangka perbaikan umat..?! krn jarak yg bisa ditempuh dgn waktu yg singkat tersebut adalah tidak jauh.. paling2 dekat2 lingkungan kita saja.. jika jauh..?! waktu habis di jalan.. kapan bisa mengadakan program2 dakwah yg efektif..?!

Dari pengalaman ane, saat ane khuruj 40 hari.. ane bisa mendatangi cukup banyak masjid dan bisa menempuh jarak yg lebih jauh dari sekedar 3 hari.. alhamdulillah, beberapa daerah bisa kami buka, dan banyak yg bisa ikut khuruj 3 hari di tempat2 tersebut.. saat kami tinggalkan, sudah ada orang2 yg siap melanjutkan kerja kami di kampung mereka sendiri2.. jadi, hidayah bukan hanya tersebar di daerah2 yang dekat2 dgn tempat tinggal ane.. jika saja tidak ada orang yg khuruj meninggalkan tempat tinggalnya jauh2 datang ke tempat ane, mungkin ane pun tidak tahu ada program/methode yang luar biasa ini.. orang2 yg selama ini bisa ane ajak untuk tobat dgn asbab khuruj pun tidak mengenal methode luar biasa untuk ishlah diri ini.. betul..?!

Mengapa harus 40 hari, tidak 30 hari..?! mengapa juga Sekolah Dasar (SD) 6 thn dan SMP 3 thn..?! kenapa SMP tidak 4 thn sekalian..?! itulah methode tarbiyah, sudah dipertimbangkan masak2 waktu2 yang tepat.. bukankah 40 hari adalah jangka waktu hari yg istimwea juga dalam Islam..?!

40 hari adalah jumlah hari saat Nabi Musa AS berada di gunung Sinai untuk mendapatkan wahyu kitab Taurat.. 40 hari adalah perintah Allah untuk menggenapi dari waktu 30 hari sebelumnya.. betul..?! buka QS Al A’raaf ayat 142.. hal ini juga dikisahkan dalam Injil (Keluaran 34:28)..

40 hari adalah waktu yang digunakan Allah untuk melakukan perubahan2 pada diri bayi, mulai 40 hari I menjadi nuthfah, 40 hari ke II menjadi ‘alaqoh (segumpal darah)  kemudian 40 hari berikutnya menjadi mudhghoh.(segumpal daging).

40 hari adalah jumlah waktu yang diistimewakan Allah, dengan hadits yang menerangkan Barang siapa mendirikan shalat selama 40 hari dengan berjamaah, dengan mendapatkan takbiratul ihram bersama imam, maka ia akan dibebaskan dari dua perkara, yaitu dari neraka dan dari kemunafikan" (H.R. Tirmidzi).

40 hari dalah waktu yang digunakan Isa AS berpuasa, seperti dijelaskan dalam Injil (Matius 4;2 dan Lukas 4;2)…begitu pula puasa Nabi2 terdahulu..

Jadi, manakala harus memilih kapan waktu yg terbaik digunakan untuk khuruj, dalam rangka memperbaiki diri dan menyebarkan methode perbaikan diri ke tempat yang lebih jauh lagi dari yg didapat dgn waktu yg hanya 3 hari, tentu sebagai muslim yang telah membaca dan mendengar keistimewaan waktu 40 hari di sisi Allah, maka kita akan lebih cenderung memilih waktu tersebut daripada waktu 30 hari atau yg lainnya.. lha wong Nabi Musa AS saja diperintahkan menggenapi dari 30 hari menjadi 40 hari..
mungkin itu pula yg menjadi pertimbangan Umar bin Khaththab memerintahkan untuk menggenapi waktu menjadi 40 hari.. Seorang lelaki datang menemui Umar bin Khaththab ra. Umar bertanya kepadanya, “Dari mana kamu?” Jawab lelaki itu, “Aku baru berjaga di perbatasan (ribath).”Tanya Umar, “Berapa lama?”Jawabnya, “Tiga puluh hari.”Kata Umar, ‘Mengapa tidak kau genapkan selama empat puluh hari? (Kanzul Ummal [2/228])

Bagaimana jika ada yang mau kurang dari 40 hari..?! Masyaikh di tempat kami pernah bertanya balik pada orang yang bertanya tentang mengapa harus 40 hari..
“Kemudian Syaikh Muhammad Umar Palanpuri berkata, ” Baik, siapa yang siap Khuruj fi Sabilillah 40 hari ?” lalu ada seorang pemuda berdiri, dan berkata, ” Syaikh kenapa hanya 40 hari ? lalu Syaikh menjawab, “Baik siapa yang siap 39 hari??” (Sawanih Syaikh Muhammad Umar Palanpuri: II/87).”

Jelas bukan yaa akhie..?!

Sekarang, mengapa harus 4 bulan..?! bagaimana kita bisa menyebarkan methode perbaikan diri (ishlah diri) ke tempat yg lebih banyak dan lebih jauh lagi, jika sekedar 40 hari..?! nah, saat kita berpikir sebaiknya berapa lama waktu yang digunakan untuk ke tempat yg lebih banyak dan memungkinkan ke tempat yg lebih jauh lagi, Luar Negeri misalnya.. tentu kita akan berpikir, masa yg paling memungkinkan untuk ini, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan..?!
saat itu tentu kita dihadapkan pada pilihan mana yang terbaik.. nah, saat itu pula kita tentu sebaiknya mengingat batasan yg pernah diberikan Umar bin Khaththab saat mengirim pasukannya, dengan pertimbangan kemashlatan umat, saat beliau mendengar jeritan hati keluarga/istri yg ditinggal suaminya..

Umar r.a. bertanya kepada anak perempuannya Hafsah r.anha, “Aku akan bertanya padamu mengenai sesuatu masalah yang membingungkan aku, mudah-mudahan kamu boleh memberi jalan keluar untukku. Berapa lama seorang wanita mampu menahan kerinduan ketika berpisah dari suaminya?” Mendengar pertanyaan itu, Hafsah r.anha menundukkan kepala merena merasa malu. Umar r.a. berkata, “ Sesungguhnya Allah tidak pernah merasa malu dalam hal kebaikan.” Hafsah menjawab sambil berisyarat dengan jari tangannya, “Tiga sampai empat bulan.” Kemudian Umar r.a. menulis surat kepada setiap amir (pimpinan) pasukan tentera Islam supaya tidak menahan anggota pasukannya lebih dari 4 bulan.” (Riwayat Abdur Razzaq dalam kitab Al-Kanz Jilidl VIII, m/s.308). hal ini juga diceritakan dalam HR. Baihaqi dalam (kitabnya jilid IX m/s 29)..

Saat menentukan waktu berapa lama kita keluar di jalan Allah, yang lebih lama lagi dari 40 hari, agar hidayah bs tersebar lebih banyak lagi, tentunya sebagai muslim kita coba mengambil rujukan yg sehubungan dengan lamanya waktu fii sabilillaah yg pernah ada, dengan mempertimbangkan segala hal seperti pertimbangan Umar bin Khaththab sang guru kita.. bukankah para shahabat itu guru kita juga..?! betul..?!

Jadi, waktu untuk khuruj diambil dari pertimbangan-pertimbangan tersebut.. jika tidak di tentukan lamanya waktu, tentu orang2 akan se-enaknya sendiri dan sulit untuk tertib.. berangkat bareng sepuluh orang, hari ke-20 satu pulang, hari ke 40 2 pulang, hari ke- sekian lagi sekian jamaah yg pulang.. bagaimana bisa menentukan program di hari-hari berikutnya..?! ke mana jamaah akan bergerak.. betul..?! jika saja sudah ditentukan berapa lama jamaah bergerak, bersama-sama, tidak pulang sendiri-sendiri, tentu akan lebih tertib lagi gerak dari jamaah tersebut.. coba antum bayangkan, bagaimana gerak jamaah jika jamaah ke utara beberapa yg lain ke selatan krn mo pulang dengan alasan waktunya khan terserah sendiri-sendiri alias nafsi-nafsi, jamaah mau bergerak ke barat ehh ada yg ke timur karena mo pulang.. lama-lama amir/pimpinan jamaah stres krn ditinggal sendirian..
Ya tho..?!
sebagai pertimbangan antum, ane akan sampaikan beberapa ucapan masyaikh dalam Dakwah Tabligh :

Penyusun kitab “kewajiban mengajak kepada kitab dan sunnah” berkata ” Aku bertanya kepada Syaikh Zainul Abidin, ” Apa pendapat kalian tentang khuruj 4 bulan dan 40 hari dalam setiap tahun ?  Dan apa dalilnya ? Beliau menjawab, ” Hal ini sekedar untuk (memudahkan pelaksanaan) tertib.”

Syaikh Umar Palanpuri rah di dalam penjelasannya disalah satu ijtima’ berkata, ” kami tidak menemukan didalam Al-Qur’an dalil-dalil 4 bulan setahun dan juga jamaah jalan kaki.
Bahkan yang kami temukan adalah Alloh telah membeli semua kehidupan dan harta kaum mukmin, dengan demikian, Alloh telah memerintahkan kami agar keluar (khuruj) setahun atau 4 bulan!  mengapa, yaitu agar kami membiasakan diri mengorbankan harta dan diri di jalan Alloh.
Kemudian Syaikh berkata, ” Baik, siapa yang siap Khuruj fi Sabilillah 40 hari ?” lalu ada seorang pemuda berdiri, dan berkata, ” Syaikh kenapa hanya 40 hari ? lalu Syaikh menjawab, “Baik siapa yang siap 39 hari??” (Sawanih Syaikh Muhammad Umar Palanpuri: II/87).

Sekarang antum tahu tentang methode khuruj dan waktu2 yg ditentukan dalam pelaksanan methode tersebut.. jika antum membid’ahkan methode ini karena kebencian tanpa pertimbangan2 yg lain, maka tidak salah jika ane juga akan membid’ahkan methode membangun pesantren dan sekolahan-sekolahan.. bukankah itu sama-sama methode tarbiyah..?!

(Penanya diam saja, mungkin masih mencari celah untuk menyalahkan lagi)



Penanya :
bagaimana ilmu bisa dipelajari lengkap jika dengan khuruj yg hanya sebentar-sebentar di sebuah masjid atau mushalla..?! misal membuat pesantren sekalian..?!

Aang :
belajar ke-ilmuan dan berdakwah adalah dua hal yang sedikit berbeda.. khuruj adalah methode dakwah mengajak umat memperbaiki diri (ishlah diri), sedangkan pesantren adalah methode memperbaiki ke-ilmuan..
memang ishlah diri juga bisa dilakukan di pesantren, tetapi itu hanya untuk ishlah diri sendiri orang yg ada di pesantren tersebut..
sedangkan tujuan khuruj adalah menyebarkan hidayah bukan hanya untuk diri kita pribadi, tetapi juga pada setiap manusia yang pernah terlahir di muka bumi ini.. bagaimana caranya agar kita semua bisa kembali pada Allah.. itulah dakwah..

Seorang anak kecil mengajak sang bapak agar menjalankan ibadah shalat, maka si anak tidak sedang mengajari ke-ilmuan pada sang bapak.. karena sang bapak sudah tahu bahwa shalat adalah rukun Islam ke-2 dan merupakan kewajiban bagi seorang muslim.. akan tetapi sang anak sedang berdakwah (menyeru/mengajak) pada sang ayah.. betul..?!
Nah, saat sang anak mengajari cara2 ibdah shalat, maka sang anak sedang mengajari ke-ilmuan pada sang ayah.. betul..?!

Karena asal kata dakwah dan ta’lim itu berbeda, artinya pun berbeda.. betul..?! dakwah dari asal kata du’aa, yad’uu, yang artinya menyeru/mengajak.. sedangkan ta’lim dari asal kata ‘alama, ta’allama artinya belajar.. dalam Al Quran ataupun hadits juga dibedakan kata dakwah dengan belajar menuntut ilmu.. betul..?! bacalah kumpulan dalil-dalil menuntut ilmu dan dalil-dalil dakwah, letaknya akan di tempat yg berbeda dalam kitab manapun..

Alhamdulillah, dengan methode khuruj ini, banyak orang menjadi insyaf, banyak juga orang yang kemudian punya kekuatan untuk menghidupkan sunnah2 walau sebelumnya di antara mereka juga pernah hidup di lingkungan ponpes, banyak juga orang yang masuk Islam.. benar2 methode yang luar biasa..
yang ane pernah baca, di www.eramuslim.com beberapa tahun yg lalu memberitakan bahwa perkembangan Islam di Prancis adalah perkembangan Islam terbesar di Eropa, dan pengaruh paling besar dalam perkembangan Islam tersebut dilakukan oleh Jamaah Dakwah wa Tabligh.. nah, yang cerita bukan ane, tetapi dari pihak lain.. maka itu lebih obyektif, bukan subyektif.. betul..?!

Alhamdulillah juga, dengan methode khuruj banyak orang yang semakin bersemangat menuntut ilmu.. banyak ponpes-ponpes akhirnya bisa berdiri asbab dari orang2 yang khuruj.. banyak hafidz2 Al Quran bermunculan..
kalo toh ada jamaah yg belum suka menuntut ilmu, dia harus keluar lebih lama lagi, agar mudzakarah2 tentang pentingnya menuntut ilmu, yg biasa dimudzakarahkan saat membahas sifat shahabat “ilmu ma’adz-dzikir”, bisa berkesan di dalam hatinya.. Insyaa Allah…

1 komentar: