Rabu, 05 Oktober 2011

Kenikmatan Sekejab

Kenikmatan Sekejab

  Kenikmatana itu adalah dunia yg telahmemperdayai banyak umat manusia sehingga dijadikan sabagai cita2 utama mereka, sebagai tujuanterbesar mereka. Padahal Allah menggambarkan dunia sebagai berikut:
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau danmain2" (Qs. Al Ankabuut 64)
"Dan kehidupan dunia ini tdk lain hanyalah kesenangan yg menipu...." (QS. Al-Hadid 20)

  Nabi saw, sang Khalilullah (kekasih Allah), menjelaskan sikap beliau terhadap dunia:
"Aku di dunia ini tak ubahnya seperti seorg pengembara yg berteduh dibawah sabatang pohon,kemudianpergi lagimeniggalkannya (Hr. At Tirmidzi)

  Karena beliau memang sudah mengetahui kedudukan dunia dan sudah mengerti betul kehinaan dan kerendahan derajat dunia.
Rasulullah saw, bersabda; "Kalaulah dunia ini bisa memiliki harga disisi Allah seperti sehelai sayap nyamuk, niscaya Allah tdk akan memberikannya kpd org kafir meski seteguk air" (Hr. At-Tirmidzi)

  Di samping itu, dunia juga tdk pernah kekel kondisinya. Kalau dunia bisa membuat kita tertawa sekejab, ia justru akan membuta kita menangis berkepanjangan. Kalau ia membuat kita bergembira sesaat, ia akan membuat kita bersedih dlm waktu yg lama.

  Di dunia, seorg hanba tdk akan pernah terlepas dari penyakit yg bisa memperkeruh hidupnya yg jernih, atau penyakit yg melemahkan stamina atau mengganggu tidurnya.
"Barangsiapa yg memuja dunia hanya karena kebahagiaan hidupnya, demia Allah, kelak tak lama lagi ia mencaci-maki dunia yg menjadi pujaannya."

  Oleh sebab itu, pesan Nabi saw sebagai org yg sudah mengetahuikedudukan dunia adalah sebagai berikut:
"Di dunia ini, jadilah engkau tak ubahnya org asing atau pengembara saja." (Hr. Bukhari)

  Demikianlah, Org yg sudah mengenal hakikat dunia, pasti akan bersikap zuhud terhadapnya. Barangsiapa yg bersikap zuhud terhadap dunia, pasti segala musibah dan kesulitan dunia akan terasa ringan baginya dirinya.

Dari buku "Berbahagialah Wahai Org Sakit"
Penulis:
Dr. Muhammad ar-Rukban dan Dr. Sa'id bin Ali Wahf al-Qahthani
Muraja'ah:
Syaikh Abdullah bin Jibrin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar