Minggu, 02 Oktober 2011

Keutamaan Membaca Tasbih??

KEUTAMAAN MEMBACA TASBIH


٦٤ - مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اﷲِالْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِه ، غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِى الْجَنَّةِ



“Orang yang membaca Subhanallahil Adhim Wabihamdihi berarti ia telah menanam sebuah pohon kurma di surga.”



Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah di dalam Al-Mushannaf (12/125/2), At-Tirmidzi (2/258/259), Ibnu Hibban dan Al-Hakim (1/501-502) melalui Abu Zubair dari Jabir secara marfu’.



At-Tirmidzi menilai: “Hadits ini hasan shahih.” Sedangkan Al-Hakim mengatakan: “Hadits ini shahih sesuai dengan syarat Muslim.”



Sementara itu Adz-Dzahabi juga sependapat dengan penilaian ini tetapi di dalam kitab Al-Takhis-nya ia mengatakan: “Shahih sesuai dengan syarat Bukhari.” Sebenarnya itu kurang tepat, sebab Abu Zubair hanya dipakai oleh Imam Muslim, cuma ia seorang mudallis (orang yang meriwayatkan hadits dengan mengaburkan sanadnya) dan sering meriwayatkan hadits dengan cara ‘an’anah (menggunakan kata ‘an) kecuali bila hadits itu diriwayatkannya dari Jabir, maka nilainya tetap shahih.



Di tempat lain saya melihat penguat hadits itu, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaiban (12/127/1) dari Amer bin Syu’aib dari Abdullah bin Umar yang menuturkan:



“Barangsiapa berkata: Subhanallahil Adhim Wa bihamdih, maka berarti ia telah menanam pohon korma di surga.”



Perawi-perawi hadits itu tsiqah, hanya saja terdapat pemutusan sanad antara Amer dan kakeknya Ibnu Umar. Meskipun hadits ini secara teknis termasuk mauquf (beritanya berhenti hanya kepada sahabat) tetapi nilainya marfu’, sebab tidak diucapkan berdasarkan pendapat semata.



Hadits ini memiliki syahid hadits marfu’ yang diriwayatkan oleh Mu’az bin Sahl dengan matan:



“Barangsiapa membaca Subhanallahil Adhim maka ia akan menjadi sebuah pohon di surga.”



Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3/440). Sanadnya dha’if, tetapi bisa dipergunakan sebagai syahid (penguat hadits lain yang senada karena tidak terlalu dha’if ha’if.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar