Sabtu, 27 Agustus 2011
HENDAKLAH BERSILAHTURRAHMI
Aktivitas Silaturahim adalah aktivitas yang sangat mulia, apalagi bagi para pengemban dakwah yang diharuskan untuk selalu berinteraksi dengan orang agar syariah islam dapat diterapkan di tengah-tengah masyarakat, berbangsa dan bernegara, karena sejatinya dakwah adalah menyeru kepada syariah.
Rasullullah telah memberikabar gembira kepada umatnya senantiasa bersilaturahim, yang kurang lebih maknanya yaitu 70.000 malaikat akan mendoakan orang mukmin yang senantiasa mengunjungi saudaranya. Subhanallah ! baru menggunjugi saja 70 000 malaikat telah mendoakan kita, apalagi kita senantiasa menyeru kepada kebaikan yaitu amal ma'ruf nahi munkar.
Allah SWT juga berfirman yang artinya, “Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (An-Nisaa’:1)
Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia bersilaturahim”
Ayat dan hadis diatas menganjurkan kepada kita untuk melakukan silaturahim. Silaturahim secara bahasa berasal dari dua kata silatun yang berarti menyambung dan rahim yang berarti rahim. Rahim adalah tempat tumbuh anak dalam perut seorang ibu. Allah SWT berfirman yang artinya, “Allah mengetahui apa saya yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.” (Ar-Ra’d: 8)
Silaturahim adalah amalan yang pahalanya besar di sisi Allah. Allah swt juga menjanjikan keluasan rizqi dan keberkahan umur bagi mereka yang melakukan silaturahim. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “Barang siapa yang suka diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia melakukan silaturahim.”
Disamping itu, silaturahim juga merupakan buah dari iman, sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia melakukan silaturahim.”
Silaturahim hendaknya juga kita lakukan terhadap orang-orang yang telah memutuskan hubungannya dengan kita. Seseorang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, “Ya Rasulullah, saya mempunyai kerabat, saya menyambungnya padahal mereka telah memutuskanku, saya berbuat baik kepadanya padahal mereka telah berbuat buruk kepadaku dan saya bersabar (bermurah hati) kepadanya padahal mereka telah membodohiku?” Rasulullah saw. bersabda, “Jika kamu sebagaimana yang kamu katakan, maka seakan-akan engkau telah menempelkan abu panas kepada mereka dan kemenangan dari Allah atas mereka akan masih bersamamu selama engkau dalam keadaan seperti itu.”
Islam melarang kita memutuskan silaturahim ini. Karena memutuskan silaturahim termasuk dosa besar. Bagi mereka yang melakukannya akan terhalang masuk surga. Rasulullah saw. bersabda yang artinya, 'Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan ikatan rahim.” (HR Bukhori Muslim)
Barang siapa memutuskan hubungan dengan kerabat yang lemah, mengisolasi mereka, bersikap takabur kepadanya dan tidak berbuat baik kepada mereka, padahal ia kaya sedangkan mereka fakir, maka ia termasuk katagori yang diancam dengan hadis di atas, terhalang masuk surga kecuali jika bertaubat kepada Allah lalu berbuat baik kepada mereka.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “Barang siapa mempunyai kerabat yang lemah lalu tidak berbuat baik dan mengalokasikan sedekahnya kepada selain merkea, niscaya Allah tidak akan menerima sedekahnya dan tidak akan memandangnya pada hari kiamat. Barang siapa dalam keadaan fakir, hendaklah menyambung (ikatan rahim) dengan mengunjungi mereka dan selalu menanyakan kabar mereka.”
Dalam hadis yang lain Nabi saw. bersabda yang artinya, “Sambunglah ikatan rahim kalian walaupun hanya dengan ucapan salam.”
“Orang yang menyambung itu bukanlah mukafi (orang yang melakukanya jika kerabatnya terlebih dahulu melakukan hal itu kepadanya), akan tetapi orang yang menyambung adalah orang yang jika kamu memutuskan hubungan darinya ia menyambungnya. “ (HR Bukhari)
Dalam sebuah hadits qudsi Allah SWT berfirman yang artinya, "Aku adalah ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) dan dia adalah ikatan rahim. Barang siapa yang menyambungnya, Aku pun menyambung hubungan dengannya. Dan barang siapa yang memutuskannya, Aku pun memutuskan hubungan darinya." (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita orang-orang yang senantiasa melakukan silaturahim, apalagi memutuskan hubungan dengan mereka dan selalu melakukan aktivitas dakwah, karena dakwah tidak bias terlepas dari berinteraksi dengan orang/silaturahim. Amin.
Wallaahu a'lam bish showaab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar