Senin, 07 November 2011

Perhatikanlah Nasehat!!

PERHATIKANLAH NASEHAT !! Al-Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah- menyebutkan dlm kitab Al-Bada’iul Fawaaid di akhir juz kedua:

“Sesungguhnya setan mengajak manusia kepada 6 perkara. Ia baru
melangkah kepada perkara kedua bila perkara pertama tdk berhasil
dilakukannya".

1. Mengajaknya berbuat syirik & kekufuran. Jika hal ini berhasil dilakukannya berarti setan telah menang & tdk sibuk lagi dengannya.

2. Jika tdk berhasil, setan akan mengajaknya berbuat bid’ah. Jika sudah terjerumus ke dalamnya, maka setan akan membuat bid’ah itu indah di matanya hingga dia rela & setan pun membuatnya puas dgn bid’ah itu.

3. Jika tdk berhasil juga, setan akan menjerumuskan-nya ke dalam dosa2 besar.

4. Jika tidak berhasil, setan akan menjerumuskannya ke dalam dosa2 kecil.

5. Jika ternyata tdk berhasil juga, setan akan menyi-bukkannya dgn perkara2 mubah hingga ia lupa beribadah.

6. Jika tdk mempan juga, setan akan membuainya dgn perkara2 kurang penting hingga ia abaikan perkara2 terpenting.

• Jika gagal juga, maka setan akan melakukan tipu daya terakhir, jarang orang yg selamat darinya hingga para nabi & rasul sekalipun. Yaitu mengerahkan bala tentaranya dari jenis manusia untuk menyerang orang2 yg berpegang teguh dgn agamanya."

Mereka Berdiri, Dalam Shaf-Shaf Yang Rapi

"MEREKA BERDIRI, DALAM SHAF SHAF YANG RAPIH"

Tangkainya sederhana, daunnya pun biasa saja.
Tumbuh dilumpur kotor nan basah, bersahabat dengan rerumputan.
Mereka hidup rukun, saling menguatkan dan berpegangan tangan. Hingga nanti, hingga mereka beranjak dewasa - berbunga, menebarkan serbuk sari kebahagiaan diusia mudanya - mempersiapkan dirinya hingga matang, seiring berisi semakin merunduk, lalu menguning mengukirkan senyum diwajah petani yang setia menengoknya disetiap pagi.

Usianya tidak lama, tapi sungguh ia telah dewasa.
Cerita hidupnya singkat, tapi berkesan dan syarat manfaat.
Tak peduli bagi siapa saja, ikan ikan yang bermain sambil berteduh atau serangga pencuri dan ulat ulat nakal. Dari sosoknya banyak lukisan keteladanan untuk kita, Manusia.

Akarnya tidaklah kokoh..
Tapi cukup menunjang batangnya yang sederhana.
Karena hidupnya memang tidak lama, tugas utamanya hanya memberi manfaat kepada Manusia dan mahluk Nya yang lain. Selebihnya mereka berstasbih memuji Nya, lalu khusyuk mempersiapkan benih benih berkualitas untuk keturunannya, agar kelak terlahir tunas baru berkualitas pula sebagai warisannya..

Mereka memiliki intuisi dan berdisiplin tinggi,
Hingga mereka memang berpredikat pencetak benih benih unggul.
Mereka sibuk mempersiapkan buahnya, dikeseluruhan hidupnya pun mereka memberi ketenangan.. kepada petani yang menatapnya. Ketika ia mulai menguning, petani bahagia memandanginya, dari surau kecilnya selepas ashar atau di antara embun embun gemericik di subuh harinya.

Akarnya tidak kokoh, tapi kuat mencengkram!
Mereka tidak ingin terpisah dari kelompoknya, mereka ingin tubuhnya yang rapuh tetap teguh!

Mereka berdiri dalam shaf shaf yang rapi..
Merekapun bergabung dengan kelompok kelompok lain menjaga silaturahim.
Lihatlah!

Lihatlah padi yang bisa berdiri kokoh di atas lumpur basah!
Mereka kuat karena saling berpegangan bersama saudaranya, hidup rukun, saling melengkapi dan menguatkan.

Hingga saatnya angin berhembus..
Mereka berpelukan, mereka berserikat dalam satu kesatuan..
Sungguh mereka kuat bukan karena sepohon nan kokoh, batangnya pun rapuh.
Mereka hanya berdiri bersamaan, tidak menghiraukan lagi perbedaan kualitas atau jenis.

Lihat saja satu padi yang berdiri sendiri, atau terpisah dari jemaahnya..
Ia lemah, ketika buahnya mulai matang, tubuhnya patah dan tumbang, ia terjatuh, ia butuh sandaran..

Begitupun Manusia yang butuh seseorang dalam hidupnya.
Kita butuh saudara untuk sekedar bersandar, meneguhkan jiwa yang rapuh, melengkapi satu sama lain, menjalin silaturahim, mendekapkan ukhuwwah dan berserikat agar menjadi kuat.

Begitulah padi padi yang telah dewasa, semakin berisi semakin menunduk.
Adalah cerminan tak terbantahkan bagi manusia yang berakal. Semakin berilmu seharusnya semakin menunduk. Semakin banyak yang ia ketahui, semakin ia sadar bahwa banyak hal yang belum ia ketahui di Dunia ini.

Hingga ia menunduk dengan sempurna.
Lihatlah lagi, sang padi tak pernah riya atas kebaikannya..
Bahkan ia tetap diam. Tidak sekalipun gaduh atau mengaduh saat dipangkas pak petani, daun daunnya hanya gemerisik sebagai isyarat tasbihnya..

Ia tidak sombong..
Padalah mereka adalah superstar hebat yang dikenal diseluruh Dunia.

Lihatlah ketawadhuan mereka,
Mereka berzuhud dan mempersiapkan dirinya.
Merekapun tahu, tak lama dunia itu..
Hingga kesemua dari mereka diam dan menunduk dimasa kematangannya.

Adapun kerabat padi yang congkak berdiri, dan enggan menunduk..
Dapat dipastikan ia tidak berisi, seperti manusia yang merasa pandai dan benar sendiri, padahal laksana padi yang gagal. Hanya padi yang tak berisi, atau mungkin mati.

Laksana hati manusia yang mati sebelum kematian!
Semoga itu bukan padi yang mati, semoga itu hanyalah padi muda yang belum berisi.

Jikapun itu benar benar tanda kematian hati..
Semoga itu bukan saudara kita, atau kita sendiri.
Menunduklah..

Merunduk seperti padi.

Rasulullah saw. bersabda:
"Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara". (Shahih Muslim No.4646, Riwayat Abu Hurairah ra.)

وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri". (TQS Lukman; 18)

Subhanallah..
Inilah sebagian kecil Hikmah Hikmah Nya yang bertebaran..
Hanya dari satu jenis rumput liar yang buahnya kita makan setiap hari.
Hikmah dari Penciptaan Padi yang habitatnya telah Allah hamparkan diseluruh permukaan bumi ini.
Sungguh di semesta yang luas ini terdapat Hikmah Hikmah Nya..
Tak ada sesuatupun ciptaan Nya yang sia sia.
Kesemuanya adalah Ayat Ayat Nya yang tersirat..

Saudaraku, mari berjalan berdampingan
Menuju keabadian..

Salam Santun
dari sahabatmu,

Al faqir Ilallah
Nuruddin Al Indunissy
^_^

Mendudukkan Ucapan Imam Syafi'i

*Mendudukkan ucapan Imam Syafi’i*

Kalaulah Imam Syafi’i -rahimahullah- mengatakan bahwa bid’ah itu ada yang terpuji dan ada yang tercela, maka beliau jualah yang mengatakan berikut ini:

مَا مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَتَذْهَبُ عَلَيهِ سُنَّةٌ لِرَسُولِ اللهِ وَتَعْزُبُ عَنْهُ فَمَهْمَا قُلْتُ مِنْ قَوْلٍ أَوْ أَصَّلْتُ مِنْ أَصْلٍ, فِيْهِ عَنْ رَسُولِ اللهِ لِخِلاَفِ مَا قُلْتُ فَالْقَوْلُ مَا قَالَ رَسُولُ اللهِ وَهُوَ قَوْلِي ( تاريخ دمشق لابن عساكر 15 / 389 )

Tak ada seorang pun melainkan pasti ada sebagian sunnah Rasulullah yang luput dari pengetahuannya. Maka perkataan apa pun yang pernah kukatakan, atau kaidah apa pun yang kuletakkan, sedang di sana ada hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bertentangan dengan pendapatku, maka pendapat yang benar ialah apa yang dikatakan oleh Rasulullah, dan itulah pendapatku (lihat: Tarikh Dimasyq, 15/389 oleh Ibnu Asakir)

أَجْمَعَ الْمُسْلِمُونَ عَلىَ أَنَّ مَنِ اسْتَبَانَ لَهُ سُنَّةٌ عَنْ رَسُولِ اللهِ e لَمْ يَحِلَّ لَهُ أَنْ يَدَعَهَا لِقَوْلِ أَحَدٍ
(الفلاني ص 68)

Kaum muslimin sepakat bahwa siapa saja yang telah jelas baginya sebuah sunnah (ajaran) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tak halal baginya untuk meninggalkan sunnah itu karena mengikuti pendapat siapa pun.(lihat Muqaddimah Shifatu Shalatin Nabii, oleh Al Albani).

إِذَا وَجَدْتُمْ فِي كِتَابِي خِلاَفَ سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ فَقُولُوا بِسُنَّةِ رَسُولِ اللهِ وَدَعُوا مَا قُلْتُ -وفي رواية- فَاتَّبِعُوهَا وَلاَ تَلْتَفِتُوا إِلىَ قَوْلِ أَحَدٍ. ( النووي في المجموع 1 / 63 )

Jika kalian mendapati dalam kitabku sesuatu yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sampaikanlah sunnah tadi dan tinggalkanlah pendapatku –dan dalam riwayat lain Imam Syafi’i mengatakan– maka ikutilah sunnah tadi dan jangan pedulikan ucapan orang. (lihat Al Majmu’ syarh Al Muhadzdzab 1/63)

إِذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَهُوَ مَذْهَبِي وَإِذَا صَحَّ الْحَدِيْثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ ( سير أعلام النبلاء 3/3284-3285)

Kalau ada hadits shahih, maka itulah mazhabku, dan kalau ada hadits shahih maka campakkanlah pendapatku ke (balik) tembok. (Siyar A’laamin Nubala’ 3/3284-3285).

كُلُّ مَسْأَلَةٍِ صَحَّ فِيْهَا الْخَبَرُ عَنْ رَسُولِ اللهِ e عِنْدَ أَهْلِ النَّقْلِ بِخِلاَفِ مَا قُلْتُ فَأَناَ رَاجِعٌ عَنْهَا فِي حَيَاتِي وَبَعْدَ مَوْتِي. ( أبو نعيم في الحلية 9 / 107 )

Setiap masalah yang di sana ada hadits shahihnya menurut para ahli hadits, lalu hadits tersebut bertentangan dengan pendapatku, maka aku menyatakan rujuk (meralat) dari pendapatku tadi baik semasa hidupku maupun sesudah matiku (Hilyatul Auliya’ 9/107)

إِذَا رَأَيْتُمُوْنِي أَقُوْلُ قَوْلاً وَقَدْ صَحَّ عَنِ النَّبِيِّ خِلاَفُهُ فَاعْلَمُوا أَنَّ عَقْلِي قَدْ ذَهَبَ. (تاريخ دمشق لابن عساكر بسند صحيح 15 / 10 / 1 )

Jika kalian mendapatiku mengatakan suatu perkataan, padahal di sana ada hadits shahih yang berseberangan dengan pendapatku, maka ketahuilah bahwa akalku telah hilang!! (Tarikh Dimasyq, oleh Ibnu ‘Asakir)

كُلُّ مَا قُلْتُ فَكَانَ عَنِ النَّبِيِّ خِلاَفُ قَوْلِي مِمَّا يَصِحُّ فَحَدِيثُ النَّبِيِّ أَوْلىَ فَلاَ تُقَلِّدُونِي. (تاريخ دمشق لابن عساكر بسند صحيح 15 / 9 / 2 )

Semua yang pernah kukatakan jika ternyata berseberangan dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka hadits Nabi lebih utama untuk diikuti dan janganlah kalian taqlid kepadaku.

كُلُّ حَدِيثٍ عَنِ النَّبِيِّ فَهُوَ قَوْلِي وَإِنْ لَمْ تَسْمَعُوهُ مِنيِّ. ( تاريخ دمشق, 51/389)

Setiap hadits yang diucapkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka itulah pendapatku meski kalian tak mendengarnya dariku (Tarikh Dimasyq, 51/389).

قَالَ الرَّبِيْعُ: سَأَلَ رَجُلٌ الشَّافِعِيَّ عَنْ حَدِيْثِ النَّبِيِّ فَقَالَ لَهُ الرَّجُلُ: فَمَا تَقُوْلُ؟ فَارْتَعَدَ وَانْتَفَضَ وَقَالَ: أَيُّ سَمَاءٍ تُظِلُّنِي وَأَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّنِي إِذَا رَوَيْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ وَقُلْتُ بِغَيْرِهِ. (حلية الأولياء 9/107)

Ar Rabie’ (murid Imam Syafi’i) bercerita: Ada seseorang yang bertanya kepada Asy Syafi’i tentang sebuah hadits, kemudian (setelah dijawab) orang itu bertanya: “Lalu bagaimana pendapatmu?”, maka gemetar dan beranglah Imam Syafi’i. Beliau berkata kepadanya: “Langit mana yang akan menaungiku, dan bumi mana yang akan kupijak kalau sampai kuriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian aku berpendapat lain…!?” (lihat: Hilyatul Auliya’ 9/107) [9]).

Setelah kita mengetahui pernyataan beliau bahwa perkataan Rasulullah wajib didahulukan dari ucapan beliau, maka semestinya kita berbaik sangka kepada beliau dengan mendudukkan ucapan beliau mengenai bid’ah tadi sebagai bid’ah secara bahasa, –yaitu setiap hal baru– yang tidak ada kaitannya dengan agama. Dengan demikian, antara ucapan Imam Syafi’i; “Bid’ah mahmudah dan madzmumah” dan sabda Rasulullah; “setiap bid’ah sesat” tidak akan bertabrakan.

Jumat, 04 November 2011

~*Sepuluh amal penghapus dosa*~

~*Sepuluh amal penghapus dosa*~

والمؤمن اذا فعل سيئة فان عقوبتها تندفع عنه بعشرة أسباب
Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Jika seorang mukmin melakukan kemaksiatan maka hukuman akibat maksiat tersebut bisa tercegah dengan sepuluh sebab.
أن يتوب فيتوب الله عليه فان التائب من الذنب كمن لاذنب له
Pertama, mukmin tersebut bertaubat sehingga Allah menerima taubatnya karena sesungguhnya orang yang bertaubat dari suatu dosa itu bagaikan orang yang tidak pernah melakukannya.
او يستغفر فيغفرا له
Kedua, atau dia memohon ampun kepada Allah dengan lisannya sehingga Allah mengampuninya.
او يعمل حسنات تمحوها فان الحسنات يذهبن السيئات
Ketiga, atau dia melakukan amal kebajikan yang bisa menghapus kemaksiatannya karena sesungguhnya amal kebajikan itu menghapus dosa amal keburukan.
او يدعو له اخوانه المؤمنون ويستغفرون له حيا وميتا
Keempat, atau didoakan dan dimohonkan ampunan kepada Allah oleh saudaranya sesama orang beriman baik ketika dia masih hidup ataupun setelah meninggal dunia.
او يهدون له من ثواب أعمالهم ما ينفعه الله به
Kelima, atau mendapatkan pahala amal shalih yang dihadiahkan oleh orang-orang yang beriman kepadanya lalu Allah memberi manfaat kepadanya dengan sebab hadiah pahala amal shalih tersebut
او يشفع فيه نبيه محمد
Keenam, atau mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad.
او يبتليه الله تعالى فى الدينا بمصائب تكفر عنه
Ketujuh, atau Allah memberikan ujian kepadanya di dunia dengan berbagai macam musibah yang menjadi sebab terhapusnya dosanya.
او يبتليه فى البرزخ بالصعقة فيكفر بها عنه
Kedelapan, atau Allah mengujinya di alam Barzakh dengan siksaan kubur yang menjadi sebab terhapusnya dosa-dosanya.
او يبتليه فى عرصات القيامة من اهوالها بما يكفر عنه
Kesembilan, atau Allah mengujinya di padang Mahsyar dengan berbagai kengerian yang ada di sana yang hal ini menjadi sebab terhapusnya dosa-dosanya.
او يرحمه ارحم الراحمين
Kesepuluh, atau dia mendapatkan kasih sayang Allah.
فمن اخطأته هذه العشرة فلا يلومن الا نفسه
Siapa yang tidak mendapatkan satu pun dari sepuluh sebab pencegah hukuman atas dosa maka janganlah dia menyalahkan kecuali diri sendiri.

كما قال تعالى فيما يروى عنه رسول الله يا عبادى انما هى اعمالكم احصيها لكم ثم او فيكم اياها فمن وجد خيرا فليحمد الله ومن وجد غير ذلك فلا يلومن الا نفسه
مجموع الفتاوى – (10 / 46-45)
Sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsi, “Wahai, hamba-hambaKu itulah amal perbuatan kalian yang kucatat untuk kalian lalu Kuberikan balasan. Siapa yang mendapatkan balasan kebaikan maka hendaknya dia memuji Allah. Sebaliknya siapa yang mendapatkan balasan yang lain maka janganlah dia menyalahkan kecuali dirinya sendiri” (Majmu Fatawa Ibnu Taimiyyah jilid 10 hal 45-46, cetakan standar).


Sunnah Cara Minum Rasulullah Saw..!

Sunnah Cara Minum Rasulullah S.A.W

Rasulullah S.A.W amat menyukai minum madu yang dicampur dengan air dingin. Amalan ini untuk tujuan amalan kesehatan. Rasulullah S.A.W juga suka minum air dingin dan mencicip madu sebelum makan apa-apa di waktu pagi.

Khasiat amalan-amalan ini ialah:

1. Menghilangkan balqham (kahak/lendir).

2. Mencuci perut.

3. Membuang sisa-sisa makanan yang tertinggal di dalam perut yang tidak dicernakan dengan sempurna dan menolaknya ke usus besar.

4. Menghapuskan sukatan dalam usus, menghilangkan senak perut dan sedu.

5. Memperbaiki fungsi buah pinggang, limpa dan hati. Rasulullah S.A.W suka minum air yang telah disimpan semalaman di dalam suatu bekas.

Minuman Manis dan Dingin --> Aisyah (ranha) meriwayatkan bahawa: "Di antara banyak-banyak jenis minuman, Rasulullah S.A.W suka minuman manis dan dingin". Hadis bermaksud, baginda mengemari minuman manis dan dingin, campuran madu atau nabiz (rendaman buah tamar).

Di dalam suatu doa Rasulullah S.A.W ada menyebut, "Ya Allah kurniakanlah aku dengan cintaMu yang lebih besar dari cintaku kepada nyawa, harta, anak dan cintaku kepada air dingin".

Ini memberi tanda bahwa sudah tentu minuman air dingin itu mempunyai khasiat yang lebih besar. Adapun minuman jika terkumpul di dalamnya kemanisan dan kedinginan akan menjadi asbab yang paling bermanfaat untuk penjagaan kesehatan tubuh badan. Ini sekaligus berperanan bahan pemakanan dan mencernakan makanaan yang masuk ke dalam tubuh lalu menyalurkannya ke seluruh anggota badan.

Ringkasan Adab Minum Air :

1. Gelas atau cangkir hendaklah dipegang dengan tangan kanan.

2. Bacalah " Bismillah".

3. Minum dengan tiga nafas.

4. Minum dalam keadaan duduk.

5. Jangan bernafas dalam air minuman. Setiap kali berhenti minum, pindahkan pernafasan ke tempat lain.

6. Setiap kali berhenti minum (pada setiap penafasan) bacalah Alhamdullilah.

7. Minum dari sisa air yang telah diminum oleh orang lain. Hadis menyatakan bahawa sisa air minuman seseorang Islam adalah obat untuk penyakit.

8. Jangan terus minum setelah melakukan persetubuhan ataupun setelah selesai mengerjakan kerja-kerja berat.

Nabi Muhammad S.A.W manusia agung dan sebaik-baik contoh untuk sepanjang zaman. Semulia-mulia insan di dunia untuk mengingatkan kita. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya.Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang sakit," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah; "Siapakah itu wahai anakku?" "Tidak taulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakan tangisnya yang semakin sebak. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril,j elaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu wahai Rasulullah," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah senang, matanya masih penuh kesedihan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah,aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan roh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah penuh keringat, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengadu. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah disintak ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar se akan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis-shalaati, wa maa malakat aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukkan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku". Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa baarik wa sallim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Mohon share dengan sahabat-sahabat IMAN DAN AMAL SHOLEH yang lain agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya, seperti Allah dan Rasul-Nya mencintai kita. Kerna sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Rasulullah S.A.W bersabda : "Sesiapa mengucapkan salawat kepada ku satu kali, maka Allah s.w.t akan mengucapkan salawat kepadanya sepuluh kali." [Hadith Riwayat Muslim]

Hari Raya Idul Adha Menurut Hadist Rasulullah Saw..!

Hari Raya Idul Adha Menurut Hadis Rasulullah S.A.W

Berdasarkan kepada hadis (terjemahan) yang diriwayatkan oleh Abu Daud daripada Anas r.a, yang bermaksud: "Rasulullah SAW datang ke Madinah, sedangkan mereka sedang sibuk bergembira selama dua hari. Maka Rasulullah S.A.W bertanya: Hari apakah yang dua hari ini? Mereka menjawab: Kami biasa bergembira selama dua hari pada zaman Jahiliah: Kemudian Ra...sulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT telah menggantikannya dengan hari yang lebih baik daripada dua hari itu bagi kamu iaitu Aidilfitri dan Aidiladha." (Diriwayatkan Imam Abu Daud dan an-Nasai daripada Anas)

Berdasarkan kepada hadis (terjemahan) “Tiada amal anak Adam yang lebih disukai Allah pada hari Aidiladha melainkan ibadat korban. Sesungguhnya binatang yang dikorbankan itu akan datang pada hari kiamat lengkap dengan tanduk, bulu dan kukunya. Sesungguhnya ibadat korban ini diredhai Allah sebelum darah binatang itu jatuh ke bumi. Maka hendaklah kamu berasa lapang dada dan reda akan ibadat korban yang kamu lakukan.” (Hadis riwayat At-Tirmizi)

Berdasarkan sebuah hadis (terjemahan) yang telah diriwayatkan oleh Imam Tirmizi dan Al-Hakim yang bermaksud: "Tiada dibuat oleh anak Adam pada Hari Raya Adha akan sesuatu amal yang lebih disukai Allah daripada menumpahkan darah (menyembelih korban). Bahawa korban itu datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Sesungguhnya darah korban itu mengambil tempat yang mulia di sisi Allah sebelum darah itu tumpah ke bumi, maka hendaklah kamu buat korban itu dengan hati yang bersih."

Berdasarkan sebuah hadis (terjemahan) Ibnu Abbas dan Jabir bin Abdullah Al-Ansariy r.a:
Diriwayatkan daripada Ibnu Juraij katanya: Aku telah diberitahu oleh Ata' daripada Ibnu Abbas dan Jabir bin Abdullah Al-Ansariy r.a kedua-duanya berkata: Tidak ada azan bagi sembahyang Hari Raya Fitrah (Aidilfitri) dan sembahyang Hari Raya Korban (Aidiladha). Selepas beberapa ketika aku bertanya Ata' tentang perkara tersebut: Lantas dia menjawab dengan berkata: Aku telah diberitahu oleh Jabir bin Abdullah Al-Ansariy r.a bahawa: Tidak ada azan bagi sembahyang Hari Raya Fitrah (Aidilfitri), baik ketika imam keluar atau sesudahnya. Juga tiada iqamat atau apa-apa pun.

Doa Rasulullah Di Hari Arafah,....!

^DO’A RASULULLAH DI HARI ARAFAH^


Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Sebaik-baik doa adalah berdoa pada hari Arafah. Dan Sebaik-baik ucapan yang aku ucapkan, juga oleh para nabi-nabi sebelumku adalah ucapan, “Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa yang tiada sekutu bagi-Nya. Dia memiliki kerajaan dan pujian. Dan Dia Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.”(HR. At-Tirmidzi)

Rasulullah memperbanyak berdoa dan merasa rendah dihadapan Allah. Ketika berdoa beliau mengangkat kedua tangannya sampai kelihatan putihnya kedua ketiak beliau seraya menghadap kiblat dan Jabal Rahmah.

Ali bin Abi Thalib berkrta, “Doa yang paling banyak dibaca Nabi ketika wukuf adalah,

“Ya Allah, bagi-Mulah pujian sebagaimana yang aku ucapkan, dan kebaikan dari apa yang aku ucapkan. Ya Allah, bagi-Mulah shalatku, ibadahku, hidupku, serta matiku. Pada-Mulah tempat kembaliku. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, keraguan dada, dan ruwetnya persoalan. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari jeleknya tiupan angin.

Ya Allah perbaikilah agamaku yang menjadi pemelihara semua urusanku, perbaikilah duniaku yang didalamnya terdapat penghidupanku, perbaikilah akhiratku yang menjadi tempat kembaliku, jadikanlah hidup ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan, dan jadikanlah mati sebagi tempat peristirahatanku dari setiap kejelekan. Ya Allah,sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kecemasan dan kesedihan, berlindung kepada-Mu dari rasa lemah dan malas, berlindung kepada-Mu dari banyaknya hutang dan tekanan seseorang.

Ya Allah, sesungguhnya aku meminta ampunan kepada-Mu, kesehatan di dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah semua kejelekanku, amankanlah keindahanku, peliharalah disekitarku, dari belakangku, dari arah kananku, dari kiriku, dari arah atasku. Dan aku berlindung pada-Mu dari tiupan dari arah bawahku.

Ya Allah, ampunilah segala kesalahan dan kebodohanku, berlebih-lebihanku dalam urusanku, dan segala sesuatu apa saja yang Engkau lebih mengetahui daripada aku. Ya Allah, ampunilah segala keadaan serius maupun candaku, khilafku maupun sengajaku, dan segala sesuatu yang ada padaku.

Ya Allah, ampunilah segala sesuatu yang telah dan akan aku lakukan, yang aku lakukan dalam keadaan sembunyi ataupun terang2an, dan segala sesuatu yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkau Maha awal dan Maha akhir, Engkau Maha Kuasa terhadap sesuatu. Ya Allah, Tuhannya langit dan bumi. Tuhan Arasy, Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu. Pemecah biji dan atom, Penurun Taurat, Injil dan Al-Qur’an.

Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan segala sesuatu yang Engkau Penguasanya.

Engkau yang pertama tiada, sesuatu sebelum-Mu, Engkau yang terakhir, tiada sesuatu setelah-Mu. Engkau Mahamengetahui yang dzahir maupun yang bhatin. Bayarlah hutang2ku dan cukupilah aku dari kekurangan. Ya Allah, berilah aku jiwa yang takwa. Sucikanlah jiwaku, sebab Engkau sebaik-baik Dzat yang menyucikan. Engkualah kekasih dan tuan dari jiwa tersebut. Ya Allah, pada-Mulah aku berserah diri, pada-Mulah aku beriman, pada-Mulah aku bertawakal, pada-Mulah aku kembali, pada-Mulah aku mengadu. Dengan sifat agung-Mu aku berlindung dari penyesatan-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau.

Engkau Mahahidup, yang tidak pernah mati, sedang jin maupun manusia semuanya akan mati. Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu surga dan segala perbuatan ataupun perkataan yang dapat mengantarkan ke surga. Aku berlindung kepada-Mu dari api neraka dan segala perbuatan ataupun perkataan yang dapat mengantarkan ke neraka. Aku meminta kepada-Mu agar setiap keputusan yang Engkau putuskan untukku selalu baik. Tiada Tuhan selain aAlah, yang Mahaesa yang tiada yang menyekutui-Nya, Dialah pemilik kerajaan, Dialah pemilik segala pujian, Dia yang yang Maha menghidupkan dan Mahamematikan, di dalam kekuasan-Nyalah kebaikan. Dia Mahakuasa terhadap segala sesuatu. Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah. Tiada tuhan selain Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung.

Ya Allah semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada baginda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga beliau, sebagaimana Engkau memberikan shalawat dan salam kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Berilah berkah kepada Nabi Muhammad dan kelaurganya, sebagai Engkau member berkah kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Di alam semesta ini, Engkaulah Dzat yang terpuji serta agung.

Wahai Tuhan kami, berikanlah kami di dunia ini kebaikan dan di akhirat kebaikan, dan jagalah kami dari api neraka.”

Aamiin ya Rabbal alamiin..

Sumber: Do’a para Nabi dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
especially typed for AFAN Group only,

Rabu, 02 November 2011

Jamaah Tablig Menelantarkan Keluarga...!

Jamaah tabligh menelantarkan keluarga

oleh Mahodum Hsb pada 03 November 2011 jam 11:20

Orang mengira ketika seorang ayah atau suami pergi di jalan Allah maka mereka sudah di cap sebagai orang yang menterlantarkan keluarga. Padahal kalau kita lihat perjalanan Nabi Ibrahim AS yang meninggalkan anak dan istrinya tanpa bekal di padang pasir atas perintah Allah, Apakah itu termasuk menterlantarkan keluarga ? ...Apakah Ibrahim AS dzolim kepada keluarganya ? Apakah Allah dzolim memerintahkan Ibrahim AS meninggalkan keluarganya di padang pasir ? tentu tidak. Semuanya itu dilakukan atas perintah Allah dan dibalik perintah Allah pasti ada kejayaan dan kesuksesan. Perginya suami atau seorang ayah ini di jalan Allah inipun demi menjalankan perintah Allah yaitu Dakwah  Illallah, mengajak manusia taat kepada Allah.

Asbab menjalankan perintah Allah ini keyakinan Ibrahim AS beserta anak dan istrinya terperbaiki bahwa Allah lah yang memelihara mereka. Sang istripun asbab demikian menjadi semakin yakin bahwa Allahlah yang memelihara mereka di padang pasir. Di padang Pasir yang kering kerontang dia bertanya kepada sang suami ketika Ibrahim AS hendak meninggalkan mereka di padang pasir, “Apakah ini perintah Allah ?” Ibrahim AS hanya menganggukkan kepalanya, dan Siti Hajar AS langsung meyakininya bahwa Allah tidak akan mungkin menterlantarkan mereka. Di padang pasir yang tidak ada apa-apa dan tidak ada suami yang menolong, di situlah Siti Hajar AS mendapatkan keyakinan yang benar kepada Allah Ta’ala. Bagaimana dengan keyakinan Ismail AS, asbab pendidikan agama yang diterima dari ibunya, maka Ismailpun mempunyai keyakinan yang lurus kepada Allah SWT. Bagaimana keyakinan Ismail AS yang terbentuk melalui tarbiyah Allah ketika Allah meminta ayahnya meninggalkannya di padang pasir dan didikan ibunya selama pertumbuhannya tanpa seorang ayah. Ketika Ismail AS mengetahui bahwa ayahnya mendapatkan perintah dari Allah Ta’ala untuk menyembelih dirinya maka ismail AS yang masih kecil ini tetap menerimanya dengan ikhlas.

Begitu pula dalam perjalanan kisah Nabi Musa AS. Suatu ketika istri Musa AS sedang sakit dan kedinginan, Musa AS yang biasa menyalakan api dengan kayu agar dapat memberikan kehangatan buat istrinya, kali ini apinya tidak menyala. Lalu Allah nampakkan kepada Musa AS api yang menyala dari bukit Thursina. Demi istrinya, Musa AS, sama seperti kita rela bersusah-susah pergi jauh-jauh untuk mencarikan obat buat istrinya yang sedang kedinginan.  Ketika sampai di bukit Thur, Api yang dilihatnya ternyata tidak ada. Disini Musa AS hendak ditarbiyah oleh Allah Ta’ala, bahwa tidak perlu api untuk menghangatkan, atau makanan untuk mengenyangkan, atau air untuk menghilangkan haus, karena semua itu manfaat dan mudharatnya atas izin dari Allah. Itulah yang Allah Ta’ala ajarkan kepada Musa AS ketika tongkatnya menjadi ular lalu menjadi tongkat kembali atas perintah dari Allah Ta’ala. Memang secara logika perintah Allah tidak masuk diakal, ini karena Allah sembunyikan QudratNya dibalik perintahNya. Namun untuk menyempurnakan Iman dan Yakin ini perlu pengorbanan dengan jiwa dan harta. Maka walaupun Musa AS masih dalam keadaan belum sempurna keyakinannya, Allah tetap perintahkan Musa AS untuk pergi Dakwah kepada Firaun. Siapa itu Firaun yaitu Ahli Dunia yang mengaku sebagai Tuhan karena merasa mampu melakukan segala-galanya.

Disitu Musa AS harus membuat keputusan, antara menemani istri yang sedang sakit dan kedinginan, atau menunaikan perintah Allah. Istri jelas-jelas sedang sakit tetapi Allah malah menyuruh Musa AS untuk meninggalkan istrinya pergi di jalan Allah. Perintah Allah ini sangat bertentangan dengan Nafsu Musa AS ketika itu. Ada masalah tetapi malah disuruh pergi di jalan Allah. Musa AS bertanya kepada Allah bagaimana dengan istrinya lalu Allah perintahkan Musa AS untuk memukul batu dengan kayunya. Setalah tiga kali memukul hingga batu itu pecah menjadi batu yang lebih kecil didapati oleh Musa AS, seekor ulat yang sedang memuji Allah karena Allah tidak melupakan Rizkinya. Ulat dalam batupun masih dalam pemeliharaan Allah. Lalu Musa berkata bahwa Firaun mempunyai Bala Pasukan yang banyak, dan ia meminta Harun diangkat sebagai Nabi sebagai teman yang membantunya.  Allah berkata mahfum kepada Musa AS untuk tidak takut karena “Aku bersama Engkau”. Namun karena Musa AS memberikan alasan agar Harun AS dapat membantunya dalam menyampaikan Dakwah kepada Firaun, akhirnya do’a Musa AS ini diterima. Walaupun dalam kondisi yang sangat sulit, Musa AS nafikan Nafsunya dan buat keputusan untuk ikuti maunya Allah, keluar ke negeri jauh. Tidak ada Musyawarah dengan istri bahkan ia meninggalkan istri dalam keadaan sakit. Jadi apa yang di korbankan Musa ketika itu, ada 3 perkara :

1.  Mal atau Harta : Berupa domba2nya dan tempat tinggalnya
2.  Hal atau Keadaan : Tanggung jawab kepada istri yang sedang sakit
3.  Al atau Keluarga   : Istri  yang dicintai

Inilah Pengorbanan Musa AS demi perintah Allah, dia nafikan  (acuhkan) keadaannya dan hanya membenarkan perintah Allah. Hari ini kita logikan perintah Allah, sehingga kita bisa mudah mengikuti Nafsu kita. Istri dan Anak belum diberi uang belum bisa berangkat. Dikira kita ini yang menghidupkan dan memberi makan mereka sehingga perintah Allah kita logikan. Jaga anak dan istri kan perintah juga, nanti kalau sudah siap baru saya berangkat. Siapnya kita ini adalah menurut Nafsu beda dengan siapnya Musa AS. Ini karena kita belum mengambil keputusan, sehingga perintah Allah ini belum bisa kita kerjakan secara sempurna.

Begitu juga pendidikan yang diterima oleh para Sahabat RA. Bagaimana Abu Bakar RA tidak meninggalkan harta sedikitpun untuk keluarga ketika pergi di jalan Allah. Semua sahabat ketika takaza jihad atau dakwah datang maka mereka meninggalkan semua perkara yang mereka cintai untuk memenuhi panggilan agama. Sehingga kita menemukan banyak makam sahabat di luar negeri seperti Saad bin Abi Waqqash RA di China, Abu Ayub Al Anshari di Turkey, Tariq bin Ziyad RA di Spanyol, dll.  Kalau sahabat kerjanya hanya memikirkan keluarga saja maka islam tidak akan mungkin tersebar keseluruh dunia, dan kita mungkin masih menjadi orang penyembah berhala. Hari ini banyak orang yang marah asbab melihat mereka yang pergi meninggalkan keluarga untuk pergi di jalan Allah. Sedangkan hari ini kalau kita bicarakan orang yang meninggalkan anak istrinya demi kepentingan dunia tidak ada yang ambil pusing atau protes. Tetapi orang yang meninggalkan anak istrinya demi perbaikan agamanya banyak yang protes dan tidak terima. Berapa banyak hari ini perempuan lagi bukan laki-laki yang meninggalkan keluarganya untuk kerja di luar negeri ? apa ada yang protes ? berapa banyak keluarga yang ditinggal ayahnya atau suaminya ke luar negeri karena dinas atau belajar di universitas mengambil gelarnya ? apakah ada yang tidak terima ? padahal ini semua hanya demi kepentingan dunia saja. Sedangkan ketika di jalan Allah ini yang jemaah kerjakan adalah demi kepentingan agama, akherat, ummat, dan keluarganya.